BERBAIK DIRI DALAM IMAN, ILMU, AMAL, AKHLAK

JIWA INI NYATA TELAH DIPERJUALBELIKAN UNTUK KEMENANGAN, MENUJU JANNAH YANG DINANTI

catatan manis

Rabu, 12 Januari 2011

Indahnya transaksi ini..


Setiap insane yang hidup didunia selalu melakukan aktifitas perekonomian terutama aktifitas konsumsi. Aktifitas konsumsi tidak akan pernah lepas dari kehidupan kita sehari hari. Konsumsi ini pun dilakukan atas dasar kebutuhan dan keinginan yang melihat pada pendapatan setiap masing-masing individunya. Semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi pula tingkat konsumsinya walau mungkin banyak hal belum terlalu perlu dikonsumsi

James Desenbery mengemukakan pendapatnya bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat di tentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya. Ia berpendapat bahwa apabila pendapatan berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluarannya untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi ini, mereka terpaksa mengurangi saving.

Terlihat dari pendapat yang diungkapkan oleh james desenbery bahwa memang tingkat konsumsi masyarakat tergantung dari pendapatannya bahkan konsumen tidak akan mengurangi konsumsinya untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi, inilah yang diajarkan dalam teori konvensional bahwa ketika kita mengkonsumsi sesuatu bagaimana kita dapat memperoleh keinginan dan kepuasan yang kita harapkan walau itu bisa saja medzalimi orang lain karena sikap berlebih-lebihan.

Tingkat teori nilai guna atau kepuasan menjelaskan bahwa teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsikan barang-barang. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka semakin tinggi nilai guna atau utility-nya. Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari suatu barang maka utilitynya semakin rendah pula. Itulah kepuasan tertinggi yang menjadi tujuan dalam berkonsumsi menurut teori-teori konvensional.

Dalam islam hal transaksi ekonomipun diatur terutama dalam hal konsumsi karena apa-apa yang dianugerahkan kepada Allah di muka bumi ini adalah anugerah terindah yang harus dimanfaat oleh setiap umat guna menuju kesejahteraan atau falah. Bukan berlebih-lebihan dalam berkonsumsi walaupun kita mempunyai pendapatan yang banyak sebagaimana diatur dalam Al Quran;

”Makan dan minumlah, namun janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah itu tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” ( Q.S 7: 31).

Jelaslah bahwa ketika kita berkonsumsi pun tidak layak untuk berlebih-lebihan. Dalam ekonomi islam hendaknya setiap transaksi perekonomian terutama transaksi konsumsi, bagaimana transaksi-transaksi tersebut dapat mendekatkan diri kepada Allah.

Bukan hanya keinginan hawa nafsu yang dperturutkan ketika kita mengkonsumsi barang karena dalam pendapatan kita pun ada hak-hak orang lain.

Bagaimana dengan modal harta yang kita miliki ini dapat mendekatkan diri kepada Allah apa tidak? Bagaimana setiap transaksi transaksi kita ini bisa menjadi kebaikan diakhirat kelak?

Bagaimana konsumsi yang diridhoi Allah, halal serta thayyib?

Ada beberapa hal prinsip dalam teori konsumsi menurut islam yaitu

1. Prinsip Keadilan

Syarat ini mengandung arti ganda yang penting mengenai mencari rezeki secara halal dan tidak dilarang hukum. Transaksi konsumsi sama-sama atas dasar keadilan tidak ada yang saling mendzalimi

2. Prinsip Kebersihan

Syariat yang kedua ini tercantum dalam kitab suci Al-Qur’an maupun Sunnah tentang makanan. Harus baik atau cocok untuk dimakan, tidak kotor ataupun menjijikkan sehingga merusak selera.

3. Prinsip Kesederhanaan

Prinsip ini mengatur prilaku manusia mengenai makanan dan minuman adalah sikap tidak berlebih-lebihan, yang berarti janganlah makan secara berlebih. ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas................” (Q.S Al Maidah: 7)

4. Prinsip Kemurahan hati

Prinsip ini mengajarkan kepada kita bahwa dengan transaksi konsumsi yang kita lakukan adalah berdasar pada kemurahan hati, tidak serakah dalam mengkonsumsi sesuatu.

5. Prinsip Moralitas.

Jelaslah ketika kita mengkonsumsi sesuatu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan yang bermuara pada fallah dan tidak mengesampingkan apa-apa yang diharamkan kepada Allah maka disinilah fungsi moralitas layak diterapkan. Karena memang ketika mengkonsumsi hanya berharao keridhoan Allah semata dan mempertimbangkan halal-haram menjadi referensi berkonsumsi seperti dalam AL Quran dijelaskan:

”Mereka bertanya kepadamu (Nabi) tentang khamar dan judi. Katakanlah, ”pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya” (Q.s. Al Baqarah:219)

Maka antara transaksi ekonomi dan keimanan pun tak dapat dipisahkan.

Sungguh indah islam mengajarkan kepada kita bahkan tentang bagaiman kita melakukan transaksi ekonomi pun telah diatur, karena ini merupakan fasilitas bekal kita menuju perjumpaan dengan Allah. Maka sebaik-baik harta adalah harta yang berada ditangan orang-orang mukmin. bagaimana kita bisa memperjuangkan ekonomi islam jikalau dalam diri-diri ini masih sering tak menghiraukan prinsip-prinsip ini. bagaimana bisa? maka kewajiban bagi orang-orang berimana adalah memanfaatkan harta-harta yang dimiliki hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah, karena itulah tujuan pemberian fasilitasa ni dari Allah ya untuk beribadah kepadaNya. Sehingga harta ditangan mereka para mukminin tujuan dari ekonomi islam yaitu menuju kesejahteraan atau falah dan modal yang diberikan oleh Allah kepada manusia untuk taat kepada Allah akan tercapai Insya Allah.

Wa’allahu A’alam bi showaf

Minggu, 09 Januari 2011

BUMI ALLAH


Bumi Allah

Tak ada pinta kita terlahir dimana..
Tak ada pinta kita hidup dimana..
Tak ada pinta kita terlahir dari rahim sapa...

Sungguh selalu indah proses penciptaan kita..
Tak perlu pinta tapi Allah selalu memberi...

Bumi tempat bertebarnya manusia, tempat untuk beramal dan berbekal.

Tempat untuk mengabdi...

Sejenak sebelum menulis disini terinspirasi dari saudara di seberang pulau disetiap celah cerita, disetiap kondisi disana yang kita pun bahkan tak dapat membayangkan...

Indah ukhuwah yang membawa kebagian bumi yang lain yang dapat merasai kondisi saudara nun jauh namun kuat ukhuwah, saling berdoa, dan berbagi...

Ada diantara kami yang berasa nikmat di kota dengan berbagai fasilitas yang mudah didapat, namun ada pula diantara kami yang jauh dari fasilitas bahkan listrik pun sulit terasai karena seringnya pemadaman..dan ketika mencari tugaspun berasa kesulitan. Tak ada yang pinta kita akan hidup dimana? Tak ada ..namun salalu ada syukur dibalik apa yang tercipta kepada kami, karena kami sadar betapa Allah selalu memberi penghidupan yang lebih dan solusi yang kita butuhkan...

Maka bumi manapun tecipta kita akan serasa indah jikalau kita nikmati dalam perjuangan hidup yang pasti kita bukan karena keberadaan kita di kota atau di desa yang membuat kita semakin disayang Allah namun dari setiap amalan kita. Dimanapun kita jikalau tetap mengistiqomahkan diri dalam jalan dakwah ini maka akan serasa indah pula.

Berusaha untuk tidak menjadi katak dalam tempurung yang berkutat dengan daerah sendiri, rasulullah, para sahabat, tabi’in dan para ulama sering memberi tauladan untuk meraih hikmah dan pahala dimanapun berada bahkan mereka memberanikan diri untuk menjelajah dunia untuk berdagang dan berilmu.

Begitulah yang akhir-akhir ini menjadi renungan dan bahan diskusi diantara saudara yang berjauhan. Bumi Allah itu begitu indah dimanapun kita berada pasti ada taburan kasih sayang dari Allah yang tercerahkan, maka berusaha mengais cinta illahi dengan berbagi bersama kepelosok negeri, menjelajah untuk berilmu, berjuang untuk bekarya, maka penguatan ukhuwah dengan saudara semuslim menjadi modal utama dalam penguatan dakwah ini walau tak pernah bertatap, berjabat namun dari sering berbagi, bercerita maka kita akan terus berkaca sehingga akan menguatkan dakwah ini. perkuatkanlah ikatan ukhuwah dengan saudara kita di bumi manapun berada karena itulah yang akan memperkuat dakwah ini. kita akan lebih banyak bersyukur atas karunia yang tercipta, akan memotivasi setiap langkah kita, sesungguhnya ukhuwah dari bumi manapun karena Allah itulah yang dapat menguatkan..

Rindu pertemuan dengan saudara yang saling berilmu dan mengingatkan..semoga kelak benar-benar dipertemukan kembali dengan keadaanyang lebih baik

Senin, 03 Januari 2011

utility

Secara historis, teori nilai guna (utility) merupakan teori yang terlebih dahulu dikembangkan untuk menerangkan kelakuan individu dalam memilih barang-barang yang akan dibeli dan dikonsumsinya. Dapat dilihat bahwa analisis tersebut telah memberi gambaran yang cukup jelas tentang prinsip-prinsip pemaksimuman kepuasan yang dilakukan oleh orang-orang yang berfikir secara rasional dalam memilih berbagai barang keperluannya.
Nilai guna (Utility) Kardinal atau sering disebut dengan teori nilai subyektif : dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitif / dapat diukur, dimana keseimbangan konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya.
Para ahli ekonomi mempercayai bahwa utility merupakan ukuran kebahagian. Utility dianggap bahwa ukuraan kemampauan barang / jasa untuk memuaskan kabutuhan. Besar kecilnya utility yang dicapai konsumen tergantung dari jenis barang atau jasa dan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi.