BERBAIK DIRI DALAM IMAN, ILMU, AMAL, AKHLAK

JIWA INI NYATA TELAH DIPERJUALBELIKAN UNTUK KEMENANGAN, MENUJU JANNAH YANG DINANTI

catatan manis

Kamis, 11 Februari 2010

ekonom rabbani

bissmillah
asal muasal kenapa kita ingin menamai ekonom rabbani serta apa makna sesungguhnya dari ekonom rabbani itu, penting tidak ya menunjukan jati diri sebagai ekonom rabbani itu, kalau dipikir-pikir sebagai seorang yang ekspert dibidang tertentu biasanya mempunyai out put besar yang ingin diraih sama seperti kita sebagai pembelajar ekonomi islam pun harapannya dapat memiliki out put besar yang diharapkan dari hasil kita belajar di ksei, tu yang menjadi tujuan awal kita kenapa sih perlu seorang pembelajar ekonomi islam mempunyai branding diri atau karakteristik yang jelas mau ke mana sih para pembelar ini.

Bagaimana seorang pembelajar ekonomi islam yang dapat menjadikan sumber daya insani yang dibutuhkan di dunia nyata atau pekerjaan.
Awal kata dari ekonom menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah orang yang ahli dibidang ekonomi, orang yang ekspert ilmu ekonomi…….
kalo rabbani itu sendiri adalah orang yang mempunyai derajat tertinggi dalam berislam maksudnya adalah orang yang mau belajar islam sampai tahapan untuk selalu berusaha mendekat pada Robb pemilik pribadinya…..

hubungan antara ekonom dan rabbani serta korelasinya dengan ekonomi islam serta pembelajar ekonomi islam apa ya? Yuuuks kita ikutin bincang-bincang berikutnya….

Nah pada saat kita belajar ekonomi islam itukan selalu ada kaitannya antara islam dan ilmu ekonomi, kalo kita semakin banyak belajar ekonomi islam maka kita semua akan merasakan kenikmatan berislam tersendiri, contoh ketika kita belajar tentang sejarah pemikiran ekonomi islam, fiqh muamalah,bank syariah, makro ekonomi islam, mikro ekonomi islam dll pasti kita akan merasakan tersendiri kenikmatan untuk terus mempelajari ekonomi islam dimana dalam ekonomi islam memperlihatkan keadilan, kejujuran, keterbukaan dimana karakter-karakter atau yang biasa kita sebut dalam prinsip-prinsip ekonomi islam dapat menyatu dalam diri kita serta dapat kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Gituu deh hubungan antara ekonomi islam dan rabbani kalau dalam pengertian ekonom rabbani itu sendiri seseorang yang belajar ekonomi islam yang mempunyai jiwa atau karterisik islam yang bagus untuk ikut mempelajari ekonomi islam dan memperjuangkannya…karena dari penggunaan kata ekonom rabbani itu sendiri menjadikan pribadi-pribadi yang belajar ekonomi islam pun tidak melupakan untuk belajar islam serta menerapkannya dalam lingkup kehidupan sehari-hari…

belajar ekonomi islam itu sangat syumul atau luas tidak hanya mencakup bank syariah, fiqh muamalah, mikro, makro SPEI saja tapi masih banyak yang lain. Tapi banyak hal yang dapat menjadikan kita paham secara penuh tentang ekaonomi islam dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah ya pada setiap akhlak kita sehari-hari dapat mencerminkan apakah kita telah menerapkan ekonomi islam ataukah belum…

a.Memiliki Aqidah Yang Lurus Dan Sesuai Dengan Al-Qur’an Dan As-Sunnah

Dalam setiap aktivitas muslim itukan penggerak ekonomi islam senantiasa dibutuhkan gerak dakwah yang senantiasa berlandaskan Al Qur’an dan As-Sunnah. Kedua pedoman tersebutlah yang dapat membawa kita muslimin kepada keselamatan. Begitu juga dalam pengembangan ekonomi islam para pembelajar dan penggerak ekonomi islam menempatkan Al Qur’an dan As-Sunnah sebagai pedoman utama sehingga setiap aktifitasnya selalu berpedoman pada Al Qur’an. Dalam penggerakkan ekonomi islam akhlak pengusungnya menjadi modal utama dalam pengembangan ekonomi islam. Yuups ketika kita belajar ekonomi islam kan jelas tu kita belajar islam maka disini kita dapat belajar secara maksimal tentang islam dan ekonomi islam yang sesuai dengan Al Qur’an dan As-Sunnah

Karakteristik ini dapat diterapkan tu dalam setiap aktivitas belajar ekonomi islam kita di KSEI maupun di FoSSEI melalui perangkat kaderisasi berupa Small Group Discussion (SGD), mentoring ekonomi islam, CSC, diskusi belajar ksei atau banyak lah peneybutannya dalam setiap ksei tidak sama . kenapa kok harus ada small group segala sih kan kita bisa belajar sendiri?,,,, mungkin pertanyaan ini sering kita lontarkan ya… ok-ok begini guys pada saat kita belajar sendiri-sendiri mengenai ekonomi islam padahal bukan keseharian kita belajar ekonomi islam( ni bagi yang bukan kuliah di STEI, dan ambil jurusan ekonomi islam lho), bisa merasakan tidak sulitnya belajar secara otodidak dan belajar yang secara terorganisir dimana jika kita belajar secara kelompok kmaka motivasi kita akan mudah meningkat dengan adanya belajar bersama… nah terus hubungannya dengan memiliki aqidah yang lurus dan sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah apa ya?

Kalo itu mah ada kaitannya kok karena pada small group ini kita ga hanya belajar tentang ekonomi islam saja akan tetapi kita juga belajar tentang islam, aqidah dan akhlak….. yupsss2, maka small group tersebut mempunyai tujuan mulia karena dari small group akan menumbuhkan pribadi-pribadi yang berkarakter.

Dari small Group ini sebenarnya dapat menumbuhkan pribadi yang memiliki aqidah yang lurus dan sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah.

Indikator kader yang Memiliki aqidah yang lurus dan sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah:
Tidak behubungan dengan jin
Setiap perbuatannya berdasarkan Al quran
Tidak meramal nasib
Tidak menghadiri majelis dukun
Tidak meminta berkah selain kepada Allah
Mengikhlaskan amal untuk Allah
Mengimani rukun iman
Beriman kepada nikmat dan siksa kubur
Menmjadikan setan sebagai musuh
Tidak mengikuti langkah-langkah setan
Menerima dan tunduk secara penuh kepada Allah SWT
banyak banget tu indikator menuju karakter pertama untuk menjadi ekonom rabbani, bisa kagak ya? Ya kalau kita telah mengikuti alur kaderisasi KSEI dan FoSSEI maka Insya Allah bisa meraih karakter ekonom rabbani.


b.Memiliki Karakter Yang Kokoh Dan Mandiri

Kokoh yang dimaksud disini adalah karakter kader yang memiliki kekuatan, kematangan dan kedewasaan secara ruhiyah, pemikiran, dakwah ekonomi islam dan jasad.

“Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikutnya yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka dijalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh) Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (Q.S. 3:146)

Mandiri dapat diartikan bahwa kemampuan seseorang dalam mengembangkan diri dan pembelajaran secara mandiri serta dapat memhasilkan untuk penghidupan pribadinya, tanpa ada ketergantungan terhadap orang lain.

Implementasi dari karakter ini untuk kader FoSSEI adalah pelaksanaan training kewirausaan kepada kader yang dapat terjunlangsung dalam pengambangan secara langsung pada KSEInya masing-masing.

Sehingga dari sini FoSSEI dapat pula menghasilkan kader yang mandiri dan tidak mudah bergantung. Hal inilah yang dibutuhkan kelak dimasyarakat ketika kader FoSSEI lulus dari kuliah.

Dengan skill kewirausahaan yang mantang dan mempunyai karakter yang kokoh kader FoSSEI akan mudah berkontribusi kepada masyarakat.

Indikator kokoh ma’nawiyah:
Ikhlas dalam berdakwah ekonomi islam
Senantiasa memurnikan aqidah dari bid’ah dan khurafat
Senantiasa menjaga ibadah-ibadah sunnah
Senantiasa tawakal kepada Allah
Senantiasa berdzikir

Indikator kokoh Fikriyah
Mampu memahami konsep-konsep ekonomi islam
Mampu berbahasa arab dan inggris
Mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip ekonomi islam
Dapat membedakan ekonomi islam secara keseluruhan
Dapat berfikir kritis terahadap fenomena perekonomian saat ini serta dapat memberikan solusi
Memiliki wawasan yang luas

Indikator kokoh da’wiyah
Berpartisipasi dalam perekrutan kader FoSSEI
Aktif dalm mensosialisasikan ekonomi islam
Mampu membangun jaringan

Indikator kokoh jasadiyah
Menjaga penampilan
Senang berolah raga
Menjaga kebersihan
Mengikuti pola hidup sehat

Indikator kemandirian
Dapat memiliki penghasilan
Menerapkan konsep-konsep ekononmi islam dalam memperoleh penghasilan
Memberikan solusi terhadap perekonomian saat ini minimal membuat lapangan kerja yang kecil hanya untuk mahsiswa
Kreatif membuat usaha mandiri




c.Kepribadian Yang Dinamis, Kreatif Dan Inovatif

Pengertian dari dinamis, kreatif dan inovatif adalah perpaduan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual. Kader FoSSEI saat ini membutuhkan karakteristik dinamis, kreatif dan inovatif sebagai modal awal dalam membangun kepercayaan kepada masyarakat. Modal dasar ini jelas tidak begitu saja dengan mudah didapatkan.

Ciri dari kepribadian yang dinamis, kreatif dan inovatif adalah memiliki kemauan yang kuat dalam memperbaiki diri, peka terhadap sekitar, berminat untuk menggali lebih dalam, rasa ingin tahu yang tinggi, mendalam dalam berfikir, optimisme yang tinggi, tidak mudah puas, siap mencoba dan melaksanakan,mampu bekerjasama, berfikir kritis, imajinatif, melakukan analisis.


Dari ciri-ciri diatas bahwa saat ini Indonesia membutuhkan Sumber Daya Insani yang memiliki karakter dinamis, kreatif dan inovatif untuk dapat bersaing di era global di bidang ekonomi syariah, karena saat ini untuk perekembangan ekonomi syariah membutuhkan jiwa-jiwa dinamis, kreatif serta inovatif.

Maka dari sini FoSSEI juga mempunyai peran penting dalam mengembangakan Sumber Daya Insani tersebut.
Implementasinya pada kaderisasi FoSSEI adalah dengan adanya kuliah informal ekis yang disertai diskusi dapat mengahsilkan kader yang dapat berfikir secara ilmiah dan kritis, dalam FoSSEI ada implementasi dari jiwa yang bekerjasama yaitu dari kader FoSSEI itu sendiri telah menjadikan kerjasama unsur utama dalam bekerja seperti jargon FoSSEI tentang ukhuwah.

Kreatif dapat pula dikembangkan dari setiap agenda yang ada di FoSSEI dapat menjadikan kader lebih krteatif serta dalam mengatur organisasinya kader juga dapat memaksimalkan kreatifitas yang mereka miliki.

Sedangkan dari jiwa dinamis kader FoSSEI senantiasa bergerak untuk perbaikan dan ikut mendakwahakan ekonomi islam, jiwa dinamis ini terbukti dari event-event nasional yang dilakukan oleh FoSSEI seperti Temu Ilmiah Nasional ( TEMILNAS) Kampanye Nasional, simposium nasional, MUNAS, serta SETT.

Tips untuk lebih dinamis, kreatif dan inovatif
Percaya bahwa sesuatu dapat dilakukan
Hapuskan kata tidak mungkin dari pikiran anda maupun dari kosakata anda
Pikirkan sesuatu yang istimewa
Berpikirlah ke depan lebih baik
Ingatlah: tidak ada yang tumbuh di dalam diam so senantiasa bergerak untuk memperbaiki diri


d.Mengedepankan Berpikir Ilmiah Yang Didasari Al-Qur’an

Kader FoSSEI adalah kader yang yang mampu berfikir secara ilmiah yang berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah. Hal ini jelas harus dimiliki oleh kader FoSSEI sebagi kader yang memiliki bsais keilmuan di bidang ekonomi islam.
Dalam mekanisme penerapan di FoSSEI adalah melalui Temu Ilmiah Nasional dimana dalam event ini kader difasilitasi untuk menguji kompetensi mereka tentang ekonomi islam. Dalam kehidupan sehari-hari harapannya kader FoSSEI juga mengedepankan berfikir ilmiah yang didasari Al Qur’an sehingga ketika kader FoSSEI mengetahui realita dimsayarakat yang kurang benar terutama dalam bidang ekonomi maka mereka akan mengembalikan kepada Al Qur’an.


e.Expert Di Bidang Spesialisasinya Dan Berwawasan Global

Expert dibidang spesialisasi dan berwasasan global yang dimaksudkan disini yaitu out put yang diharapkan dari hasil pengkaderan FoSSEI adalah kader FoSSEI memiliki spesialisasi khusus dibidangnya masing-masing seperti praktisi, ilmuwan serta dibidang keuangan.

Proses pembentukan karakter tersebut adalah dengan pembinaan intensif pada kader FoSSEI melalui sistem kaderisasi Ekonom Rabbani. Pembinaan tersebut dilasanakan pada saat kuliah informal serta di evaluasai pada saat SGD Ekonomi Islam.
Untuk menghasilkan kader yang telah terspesialisasi ia harus mengikuti SETT sebagai gerbang penspesialisasian ilmu ekonomi islam yang dimiliki kader sehingga out put pasca SETT adalah menjadikan kader yang expert di slah satu spesialisasi ekonomi syariah yang selanjutnya ia dapat menjadi kader yang siap terjun di masyarakat untuk berkontribusi secara lebih.

Pembentukan kader yang dimulai dengan diklat ekonomi islam akan menghasilkan kader yang berorientasi kepada pengenalan ilmu ekoomi islam, orientasi kepada keorganisasian, mengembangkan kader Ekonom Rabbani I untuk aktif di KSEI masing-masing. Dimana untuk pembinaan Ekonom Rabbani I melalui SGD.
Kemudian setelah ER I melakukan pembinaan hingga pencapaian kelulusan menuju ER II maka dalam pembentukan ER II ini diharapkan dapat memiliki jiwa penggerak dalam dakwah ekonomi islam. Yang selanjutnya dalam proses pembinaan ER II ini melalui SGD tahap II serta pengembangan potensi pada kepengurusan regional.
Untuk ER III lebih mengarah pada spesifikasi kerja yang mereka miliki serta memang diarahkan menjadi trainer Ekonomi islam yang sesuai spesifikasinya seperti Akademisi, praktisi, maupun keuangan.

f.Seorang Yang Mengejarkan Ilmu Yang Ringan Sebelum Ilmu Yang Sulit-Sulit

Dalam pengembangan ekonomi islam menjadi suatu keharusan bagi penggeraknya untuk mensosialisasikan ekonomi islam serta mengajarkannya. Setiap kader FoSSEI yang telah mengikuti alur kaderisasi pada level dua maka ia berkewajiban untuk menjadi pendamping dalam SGD Kader Level I. Sehingga setiap kader FoSSEI tidak stagnan dalam memepelajarai ilmu ekonomi islam, dia belajar dan mengajarkan. Maka Sumber Daya Insani yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini akan mudah tercapai jikalau estafet kaderisasi ekonomi islam tidak putus. Mereka mengajarkan dimulai dari hal-hal yang kecil.


g.Berani Tampil Sebagai Pelopor Perubahan

Kader FoSSEI senantiasa menempatkan diri untuk memberikan solusi pada setiap permasalahan yang ada, sebagai pelopor untuk menggerakkan yang lain, sebagai pelopor mahasiswa dalam mendakwahkan ekonomi islam. Sebagai pelopor perubahan akan pengembangan ekonomi islam. Sebagai pepolor untuk belajar ekonomi islam.

h.Mampu Tampil Sebagai Tokoh

Yang dimaksud mampu menjadi tokoh disini adalah akder FoSSEI dapat menajdi teladan bagi sekitar mereka. Karena memang saat ini bangsa kita membutuhkan tokoh yang dapat memberikan contoh kebaikan bagi sekitarnya, maka kader FoSSEI diharapkan dapat mengambil peran tersebut, menjadikan akhlak ekonomi islam diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dia tidak pernah ragu dalam menegakkan prinsip-prinsip ekonomi islam dalam kehidupannya sehari-hari.

Implementasi karakter tersebut dalam FoSSEI adalah setiap kader FoSSEI pasti akan menjadi pendamping setiap SGD jikalau kader tersebut telah mencapai level dua sehingga secara langsung kader FoSSEI dapat menjadi tokoh teladan karena yang mereka ajarkan dalam SGD tersebut tidak hanya menyangkut ekonomi islam saja akan tetapi mengenai akhlak islami.


i.Mengedepankan Ukhuwah Dalam Amal Jama’i

Mengedepankan ukhuwah dalam amal jama’i ini kader FoSSEI memiliki jiwa kepakaan sosial serta dapat menjadikan ukhuwah sebagai basic dalam memperjuangkan ekonomi islam melalui FoSSEI.
Karena sesungguhnya ukhuwah inilah yang dapat menguatkan dan mengkokohkan dakwah kita di bidang ekonomi islam, setiap aktivitas dalam FoSSEI senantiasa berdasarkan amal jama’I karena dengan berkerja secvara berjamaah akan mendatangkan keberkahan dari Allah.

Banyak cara untuk meningkatkan ukhuwah dapat berupa kegiatan tatap muka secara langsung dan tidak langsung jika secara langsung dapat diimplementasikan dalam FoSSEI dan KSEI seperti agenda-agenda Nasional FoSSEI, disinilah event untuk menumbuhkan ukhuwah yang lebih.