BERBAIK DIRI DALAM IMAN, ILMU, AMAL, AKHLAK

JIWA INI NYATA TELAH DIPERJUALBELIKAN UNTUK KEMENANGAN, MENUJU JANNAH YANG DINANTI

catatan manis

Sabtu, 29 Oktober 2016

Start From the Finish Line



Memulai dari garis akhir, pertanyaannya garis akhir apa yg diinginkan oleh bunda sekalian?
Maka dari sana pilihan jurusan ilmu kehidupan kita dimulai, contohnya: Finish Line-nya "Menjadi Ibu Profesional" turunkan dalam bentuk milestone dan ragam ilmu apa saja yang perlu dipelajari,

Milestone-nya:
Tahun Pertama: Fokus pada Tahapan Bunda Sayang/ Ilmu Mendidik Anak, maka di tahun pertama siap-siap pakai kacamata kuda dan kuat-kuat berkata untuk ilmu-ilmu di luar Bunda Sayang "Menarik, Tapi Saya Tidak Tertarik"

Tahun Kedua: Fokus pada Tahapan Bunda Cekatan
Tahun Ketiga: Fokus pada Tahapan Bunda Produktif
Tahun Keempat: Fokus pada Tahapan Bunda Shaleha

Ini hanya contoh :)
Selanjutnya, bagaimana jika kita merasa semua ilmu itu penting, maka segera di list, aktivitas apa yang selama ini kita SUKA dan BISA, kemudian tentukan ilmu-ilmu apa saja untuk mendukung aktivitas tersebut.

Kalau banyak ilmu yang  ingin dipelajari bagaiamana? jika banyak ilmu dan memiliki saling keterkaitan maka diklasifikasikan saja, andaikata banyak dan tidak ada saling keterkaitannya, tulis saja semua, kemudian tentukan prioritas.

Bagaimana kalau kita tidak pede dengan ilmu yang sedang dipelajari krn berbeda dengan jurusan waktu kuliah? Pede itu urusannya dengan jam terbang, maka banyakin jam terbang di 1-2 ilmu yg dipilih. krn biasanya semua ilmu pengin dipelajari tp setengah2 semua, tdk ada yg ahli jadinya.
Salah satu penyakit kita sebagai perempuan yang multitasking itu adalah "Procrastination" (menunda-nunda pekerjaan), mari kita ajak diri kita berlatih bersama menyembuhkan penyakit ini. Solusinya FOKUS, one bit at a time, gigit satu demi satu gigitan, tuntas? Baru melangkah ke tahap berikutnya, tengok lagi milestone tahapan yg sudah kita buat 

Bagaimana jika di tengah jalan ingin direvisi ilmu yang iingin dipelajari? tidak ada ilmu yang salah dan sia-sia, jadi boleh berganti di tengah jalan, kalau memang hati kita mengarah ke sana

Kalau semangat belajar ilmunya kembang kempis bagaimana? Coba ditengok lagi, apa benar ilmu yang dituliskan sebagai ilmu yang ingin dipelajari itu betul-betul datang dari intern motivation?

Selasa, 18 Oktober 2016

Tugas NHW1

Tugas matrikulasi IIP
Tgl 18 Oktober 2016
Oleh reni wulandari

Alhamdulillah saya berkesempatan untuk mengikuti matrikulasi Institute Ibu Profesional (IIP)
Tugas pertamanya yaitu tentang materi adab menuntut ilmu dan ada empat pertanyaan yg harus kami jawab.
Ok langsung ya untuk jawaban saya

1. Tentang satu jurusan ilmu yg ingin
saya tekuni yaitu :
ILMU MANAGEMEN KELUARGA
Dimana ilmu ini dapat meliputi:
-ilmu agama
-ilmu parenting
-ilmu tata boga
-ilmu kesehatan dan kebugaran
-ilmu keuangan dan kewirausahaan

2. Alasan terkuat saya untuk memilih fokus ilmu manajemen keluarga adalah
-keluarga tangguh(ketahanan keluarga)
Dg ilmu manajemen maka akan membentuk keluarga yang tangguh. Sebab dari ilmu agama keluarga akan kuat ruhiyah untuk persiapan akhirat, ilmu parenting adalah alat untuk mendidik anak, tata boga untuk mempersiapkan masakan terbaik untuk keluarga, kesehatan dan kebugaran jelas sangat dibutuhkan untuk membentuk keluarga tangguh, ilmu keuangan dan kewirausahaan sangat dibutuhkan dalam mengelolah keuangan keluarga dan menambah input keuangan dg ilmu kewirausahaan
- keluarga terorganisir dengan rapi(perusahaan)
Membangun keluarga ibarat membangun perusahaan. Jika ingin membentuk perusahaan besar maka harus ada ilmu manajemen.

3. Strategi untuk mendapatkan ilmu manajemen keluarga
-group wa
-komunitas
-belajar via buku
- belajar via internet
- kalau ada acara seminar yg berisi tentang manajemen keluarga berusaha untuk mengikutinya

4. Perubahan sikap untuk memperoleh ilmu manajemen keluarga
- jiwa yang rendah hati untuk mudah menerima ilmu
- bersungguh sungguh dalam belajar
-merapikan catatan
- sabar dalam menuntut ilmu
- istiqomah dalam menuntut ilmu

Inilah tugas pertama saya sebagai usaha untuk menjadi ibu yang profesional

Semoga tercapai apa yang diharapkan

Senin, 17 Oktober 2016

ADAB MENUNTUT ILMU

Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #1

Disusun oleh Tim Matrikulasi- Institut Ibu Profesional

ADAB MENUNTUT ILMU

Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mengubah
perilaku dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Karena pada dasarnya ilmu
menunjukkan kepada kebenaran dan meninggalkan segala kemaksiatan.

Banyak diantara kita terlalu buru-buru fokus pada suatu ilmu terlebih dahulu,
sebelum paham mengenai adab-adab dalam menuntut ilmu. Padahal barang siapa
orang yang menimba ilmu karena semata-mata hanya ingin mendapatkan ilmu
tersebut, maka ilmu tersebut tidak akan bermanfaat baginya, namun barangsiapa
yang menuntut ilmu karena ingin mengamalkan ilmu tersebut, niscaya ilmu yang
sedikitpun akan sangat bermanfaat baginya.

Karena ILMU itu adalah prasyarat untuk sebuah AMAL, maka ADAB adalah hal yang
paling didahulukan sebelum ILMU

ADAB adalah pembuka pintu ilmu bagi yang ingin
mencarinya

Adab menuntut ilmu adalah tata krama (etika) yang dipegang oleh para penuntut
ilmu, sehingga terjadi pola harmonis baik secara vertikal, antara dirinya sendiri
dengan Sang Maha Pemilik Ilmu, maupun secara horisontal, antara dirinya sendiri
dengan para guru yang menyampaikan ilmu, maupun dengan ilmu dan sumber ilmu
itu sendiri.

Mengapa para Ibu Profesional di kelas matrikulasi ini perlu memahami Adab
menuntut ilmu terlebih dahulu sebelum masuk ke ilmu-ilmu yang lain?

Karena ADAB tidak bisa diajarkan, ADAB hanya bisa ditularkan

Para ibulah nanti yang harus mengamalkan ADAB menuntut ilmu ini dengan baik,
sehingga anak-anak yang menjadi amanah para ibu bisa mencontoh ADAB baik dari
Ibunya

ADAB PADA DIRI SENDIRI
a. Ikhlas dan mau membersihkan jiwa dari hal-hal yang buruk
Selama batin tidak bersih dari hal-hal buruk, maka ilmu akan terhalang masuk ke
dalam hati.Karena ilmu itu bukan rentetan kalimat dan tulisan saja, melainkan ilmu
itu adalah “cahaya” yang dimasukkan ke dalam hati.

b. Selalu bergegas, mengutamakan waktu-waktu dalam menuntut ilmu, Hadir paling
awal dan duduk paling depan di setiap majelis ilmu baik online maupun offline.

c.Menghindari sikap yang “merasa’ sudah lebih tahu dan lebih paham, ketika suatu
ilmu sedang disampaikan.

d.Menuntaskan sebuah ilmu yang sedang dipelajarinya dengan cara mengulang-ulang,
membuat catatan penting, menuliskannya kembali dan bersabar sampai semua
runtutan ilmu tersebut selesai disampaikan sesuai tahapan yang disepakati bersama.

e. Bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas yang diberikan setelah ilmu
disampaikan. Karena sejatinya tugas itu adalah untuk mengikat sebuah ilmu agar
mudah untuk diamalkan.

ADAB TERHADAP GURU (PENYAMPAI SEBUAH ILMU)
a. Penuntut ilmu harus berusaha mencari ridha gurunya dan dengan sepenuh hati,
menaruh rasa hormat kepadanya, disertai mendekatkan diri kepada DIA yang Maha
Memiliki Ilmu dalam berkhidmat kepada guru.

b. Hendaknya penuntut ilmu tidak mendahului guru untuk menjelaskan sesuatu atau
menjawab pertanyaan, jangan pula membarengi guru dalam berkata, jangan
memotong pembicaraan guru dan jangan berbicara dengan orang lain pada saat guru
berbicara. Hendaknya penuntut ilmu penuh perhatian terhadap penjelasan guru
mengenai suatu hal atau perintah yang diberikan guru. Sehingga guru tidak perlu
mengulangi penjelasan untuk kedua kalinya.

c. Penuntut ilmu meminta keridhaan guru, ketika ingin menyebarkan ilmu yang
disampaikan baik secara tertulis maupun lisan ke orang lain, dengan cara meminta
ijin. Apabila dari awal guru sudah menyampaikan bahwa ilmu tersebut boleh
disebarluaskan, maka cantumkan/ sebut nama guru sebagai bentuk penghormatan
kita.

ADAB TERHADAP SUMBER ILMU
a. Tidak meletakkan sembarangan atau memperlakukan sumber ilmu dalam bentuk
buku ketika sedang kita pelajari.

b. Tidak melakukan penggandaan, membeli dan mendistribusikan untuk kepentingan komersiil, sebuah sumber ilmu tanpa ijin dari penulisnya.

c. Tidak mendukung perbuatan para plagiator, produsen barang bajakan, dengan cara tidak membeli barang mereka untuk keperluan menuntut ilmu diri kita dan keluarga.

d. Dalam dunia online, tidak menyebarkan sumber ilmu yang diawali kalimat "copas dari grup sebelah" tanpa mencantumkan sumber ilmunya dari mana.

e. Dalam dunia online, harus menerapkan "sceptical thinking" dalam menerima sebuah informasi. jangan mudah percaya sebelum kita paham sumber ilmunya, meski berita itu baik.

Adab menuntut ilmu ini akan erat berkaitan dengan keberkahan sebuah ilmu, shg mendatangkan manfaat bagi hidup kita dan umat.