BERBAIK DIRI DALAM IMAN, ILMU, AMAL, AKHLAK

JIWA INI NYATA TELAH DIPERJUALBELIKAN UNTUK KEMENANGAN, MENUJU JANNAH YANG DINANTI

catatan manis

Selasa, 28 September 2010

BIARKAN

BIARLAH AKU SEPERTI INI

Biarkan aku seperti ini tanpa menghiraukan yang lain...
biarkan aku tetap pada posisi rasa malu yang tinggi tanpa harus mempedulikan pesona dunia...

biarkan aku sendiri memaknai hidup ini dalam kesendirian...
sendiri menyusuri sawah-sawah itu, sendiri menyusuri hutan-hutan itu, sendiri menyusuri gelapnya permainan dunia...

kenikmatan dalam kesendirian lebih berharga dari pada kebersamaan yang membawa murka Allah.....

biarkan dalam kesendirian ini hamba menyusuri setiap peristiwa kehidupan...
lebih baik aku sendiri dari pada mereka mencuri start sebelum perjanjian terucap....

biarkan blog ini yang menemani....

biarkan diri ni seperti ni dengan berbagai cita-cita yang menggebu untuk ekonomi yang lebih bermoral untuk keadilan pada diri dan negara ni....
untuk semantara injinkan saya berjuang sendiri untuk mengumpulkan energi serta bahan memberi pada sekitar...

biarkan saya seperti ini, tak peduli orang bilang bahwa diri ini jutek, terlalu sok bahkan berlebihan untuk cita-cita dan untuk orang lain...

biarkan saya tak peduli..
yang saya pedulikan adalah kerinduanku seperti aisyah yang bahkan dalam kamarnya tak banyak perabot namun dari kamarnya banyak turun wahyu....
yang kurindu seperti kodhijah yang tanpa henti untuk berusaha mencari berkah bumi untuk bekal akhirat yang berani menjadikan perniagaan utama hanya untuk Allah...

biarkan aku seperti ini...
tetap pada cintaku untuk memberi, biarkan aku seperti ini untuk TERUS BERPRESTASI MERAIH SURGA dan SAYANG ILLAHI....

BIARKAN AKU menyibukkan diri dalam perbaikan tanpa menghiraukan teman kelak....
UMAT INI LEBIH BERHARGA DARIPADA NYAWA INI....

MAKA JANGAN PERNAH LEMAH UNTUK MENTARBIYAH DIRI...
SEMOGA ALLAH RIDHO...
MENGKADER DENGAN PROSES TERBAIK

BELAJAR dan MENGAJARKAN

dua kata penting itulah yang menjadi kunci dalam setiap proses mengkader...
dengan belajar terusa kita akan mengetahui dunia, dengan mengajar kita akan meneruskan tongak estafet pada generasi penerus...

belajar dan mengajar adalah bagian terpenting juga dalam pembentukan ekonom rabbani, salah satu karakteristik yang harus dipenuhi adalah mengajarkan hal yang kecil-kecil sebelum yang besar-besar, maka disini lah pejuang ekonomi syariah terutama ksei dan FoSSEI lebih memaknai arti untuk meneruskan tonggak estafet dakwah ini karena FoSSEI dan KSEI adalah bagian terpenting dalam mencetak SDM-SDM syariah dimana saat ini SDM-SDM syariah selalu menjadi perbincangan hangat dan memukau untuk terus diperhatikan....

maka karakteristik untuk senantiasa belajar ekonomi islam dan mengajarkannya menjadi bagian penting, hanya seja sering diantara kita yang kekurangan semangat untuk belajar dan mengajarkan mungkin dikarenakan berbagai alasan hadir dalam diri kita seperti kita masih terlalu banyak menuntut tanpa berusaha untuk memperbaiki, terutama memperbaiki diri terlalu sering kita menganggap bahwa kita sendiri,
dakwah ini tak mampu dipikul oleh segelintir orang saja butuh kerja bersama dan jamaah untuk saling belajar yang menghasilkan out put SDM yang berkualitas.

namun apa yang terlihat selama ini yang sering sekali kita mengeluhkan dengan apa yang kita lakukan, entah itu menganggap bahwa ksei ini belum kokoh, belum kompak, anggotanya tidak mudah digerakkan bahkan banyak yang mundur secara perlahan-lahan ya karena sebagian kita kurang bersyukur dari apa yang kita punya kemudian kita belum terlalu mengaca pada keadaan dan sekitar kita...(tapi ini tidak semua KSEI seperti itu), menganggap bahwa ksei kurang diperhatikan bahkan kita pun merasa kurang diperhatikan...

ya hal itu muncul mungkin dimulai dari diri kita pribadi sebagai pemimpin yang kurang peka terhadap anggota, yang kita sebagai anggota kurang peka terhadap pemimpin serta rasa saling memiliki yang kurang kuat...

dalam proses belajar dan mengajarkan menjadi hal terpenting untuk kita memahami setiap apa yang ada dalam proses tersebut entah itu berupa interaksi, pemahaman..

proses belajar mengajar tak akan pernah lepas dari proses mengkader ini,

saudaraku dalam proses mengkader kita tahu semua bahwa hal ini tidaklah instan dan mudah butuh ketelatenan, butuh keistiqomahan, butuh semangat lebih, butuh ilmu yang lebih serta yang paling penting adalah butuh kedekatan diri kepada Allah....

seringnya kita mengeluhkan kondisi staff-staff kita yang sulit dgerakan atau kita sering mengeluh pemimpin-pemimpin kita yang kurang tanggap terhadap anggota atau bahkan kita merasa bahwa kita terlalu kurang puas terhadap organisasi yang kita kelola ini...kurang sabarnya kita yang menjadi penyebabnya serta komunikasi yang kurang baik antara elemen ini....

maka dengan keluhan-keluhan itu apakah kita sudah membawa mereka dalam setiap doa-doa malam kita? seberapa sering kita berdoa untuk KSEI atau FoSSEI ini? seberapa seringkah kita doakan saudara-saudara kita dalam setiap rabithah-rabithah kita?
sebarapa sering kita mengingatkan kepada pemimpin dan staff secara halus?
sudahkah kita bertanya kepada mereka tentang keingingan mereka di KSEI ini atau di FoSSEI? sudahkah kita memperhatikan pendapat-pendapat mereka tanpa kita terlalu banyak memberikan tuntutan lebih untuk mereka?
ya seberapa jauh kita mengenal mereka.. jikalau jawabannya masih sangat kurang memuaskan maka itu bukan salah pada mereka maka itu adalah salah kita sebagai pemimpin atau anggota yang kurang bisa memahami saudaranya..

saudaraku perjalanan ini amatlah panjang
jikalau kita sudah mulai lelah dengan setiap aktifitas yang kita lakukan saat ini maka kembalikan orientasi kita ada di lembaga ini , bergabung dalam ksei atau FoSSEI ini, tanyakan kembali niatan-niatan kita?

saudaraku di masa depan sana sudah banyak umat yang menanti akan proses belajar kita saat ni, di masa depan sana sudah banyak pekerjaan yang harus kita lakukan untuk bangsa ini maka tidakkah kita lupa bahwa proses untuk memberikan manfaat bagi sekitar dan bagi Indonesia dimulai dari saat ini ya saat ini akan masalah-masalah yang selama ini kita anggap besar namun ini belum seberapa bila dibandingkan dengan perjuangan nabi,....

tidakkah kita merindukan perjumpaan dengan nabi, tidakkah kita merindukan keindahan surga dan bertatap dengan Allah....
maka disinilah kita mulai mencari bekal berpulang kelak, di ksei atau FoSSEI ini lah kita mencari kesejukan untuk akhirat kelak, mengumpulkan bahan untuk perbekalan karena kita tak tau apa yang terjadi kelak...

maka fokuskan diri untuk di ekonmi islam karena tak banyak pejuang ekonomi islam yang benar-benar meneraopkan prinsip-prinsip ekonomi islam...tak banyak saudaraku...
kemiskinan masih merajalela, korupsi dimana-mana, masih banyak ekonom-ekonom yang tak bermoral sehingga mencekik rakyat kecil....
sungguh relakah kita membiarkan itu semua....
dari sinilah kita belajar... dari sinilah kita berangkat untuk memperbaiki diri untuk memaknai setiap kehidupan kita untuk membentuk peredaban ekonomi yang lebih bermoral dan beradap...

ya rindu kami akan penegakan prinsip ekonomi islam hanya bermuara pada rindu untuk perjumpaan kepada kekasih sejati kita ALLAH SWT...

selamat berjuang sauadaraku...
dalam mengkader itu tidaklah mudah dan tidak sulit hanya butuh KETELATENAN, KEPEKAAN, KEISTIQOMAHAN, KEDEKATAN DIRI KEPADA ALLAH serta PESONA KITA UNTUK MEMBERIKAN TAULADAN TERBAIK BAIK ITU PRESTASI-PRESTASI KITA...

Wa'allahu a'alam bi showaf...
semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan terhadap FoSSEI, memberikan kekuatan bagi pera pejuangnya serta mengumpulkan kami semua kelak dalam keindahan ukhuwah di JannahNya kelak..amin...:)
FoSSEI, EKONOM RABBANI, Mengkader SDM yang kompeten dalam ekonom islam...

berbicara mengenai tiga hal itu tidak akan pernah ada habisnya dengan berbagai tantangan yang ada...

FoSSEI dan KSEI adalah elemen penting dalam menumbuhkan para pejuang ekonomi syariah, FoSSEI dan KSEI tempat para pembelajar di perguruan tinggi untuk menempa ilmu yang kemudian mereka berusaha untuk belajar ekonomi islam di lingkungan kampus, melihat fenomena bahwa ksei, FoSSEI adalah organisai yang sedikit berbeda dengan organisasi kampus lainnya seperti badan eksekutif maupun lembaga dakwah kampus atau lembaga riset kampus yang selama ini saya sering melihat begitu kesulitannya kasei dalam rekrut kader baru maupun cara membina mereka, seriun

Sabtu, 25 September 2010

pengajian

25 september 2010

di sebuah pengajian menjelang akad nikah seorang yang berpunya di kota malang....
menjadi panitia dalam acara itu terdapat berbagai hikamh dibalik gejolak jiwa ini....

bermula dari pembacaan surah ar rahman.. yang tak terasa membuat hati bergetar keras yang kemudian tak sanggup setetes kesejukan jatuh pada pipi ketika sampai pada kalimat nikmat Tuhan Mana Yang kamu dustakan, ya nikmat mana lagi, tak ada, di dunia ini tak sanggup terbayangkan sungguh tak sangguP, bahkan kekayaan kita atau istri/ suami yang kita punya...

ya pengajian itu mengingatkan saya kembali akan urgensi hidup dalam dunia ini hanya untuk bekal menuju kematian apakah kita ntr sukses di dunia atau di akhirat, ya kesuksesan dunia tidak menjamin akan kesuksesan akhirat, sangat tidak menjamin...

maka setengah dien itu diperintahkan Allah kepada umat Muhammad untuk dilaksanakan,
beribadah yang sesungguhnya, menikah tidak untuk mencari pendapming tapi lebih dari itu apakah kita mampu untuk membawa diri dan keluarga ke surga ataukah tidak? mampukah kita menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka..

maka ustadzah maya berpesan kepada yang berumah tangga akan beberapa hal yang perlu diperhatikan
1. jaga niatan kita, perbaiki...
ya menikah tidak hanya sekedar menikah namun menikah untuk membawa kita ke surga, tata kembali niatan kita, menikah tidak untuk nafsu syahwat belaka namun dengan menikah dapat membawa keridhoan kepada Allah ada yang mengingatkan dikala lupa, ada yang membawa kepada cinta yang hakiki dimana orientasi utama kita adalah kecintaan kepada Allah bukan pada pasangan, yang semua bermuara pada cinta kepada Allah, ya...
cinta kepada Allah bukan hanya dikata namun di perbuatan, keyakinan dan ibadah, yakinlah akan jodoh itu Allah yang memilihkan terbaik, tak pantas kita mendekte Allah siapa jodoh kita, sungguh sangat tidak pantas karena yang paling tahu keadaan kita hanyalah Allah semata maka luruskan aqidah kita untuk senantiasa memperbaiki niatan-niatan kita..

2. bekal hidup
bekal hidup ini amat penting, yang saya tangkap dari pengajian tadi adalah
berumah tangga tidak hanya sekedar kita mencari bekal untuk dunia tapi yang lebih penting adalah kehidupan dalam berumah tangga menuju perjumpaan kepada Allah..

3. suami/istri adalah pakaian
ya suami adalah pakaian istri dan istri adalah pakaian dari suami, maka disini perannya untuk saling menutupi dan saling memperindah karena itu dalah fungsi dari pakaian, ya... maka selalu terimalah pasangan kita apa adanya, jangan banayak menuntut, lakukan tugas kita sebagai istri dengan sebaiknya karena itu adalah ibadah terpenting kita untuk bekal menatap Allah SWT.

oh ya ada lagi jangan berfikir kita harus merubah pasangan dalam waktu dekat, sungguh itu tidak mudah, karena semuanya berproses tidak bisa begitu saja, maka langkah awal adalah berta'aruf dengan baik kemudian bertafahum yang melahirkan takaful..

4. tolonglah keluarga kita dari siksa Api neraka,
ya... ini yang terpenting berumah tangga untuk menantap wajah Allah..

aaah, semantara itu dulu tentang pernikahan, ini ditulis untuk mengikat ilmu yang barusan di dapat,semoga bermanfaat, dan Allah menyegerakan untuk menggenapkan dien ini.amin...

Selasa, 14 September 2010

RINDUKU


Ya kali ini saya pingin menulis tentang kerinduan yang semakin membuncah pada diri ini untuk mempelajari ekonomi islam entah karena memang diri ini yang masih papa dalam perekonomian indonesia lebih baik ya.. semakin diri menginginkan perekonomian Indonesia lebih baik....

ya terus belajar untuk memperbaiki diri kemudian mengajarkan itulah yang menjadi prinsip saya sekarang menuju ekonom rabbani...
belajar terus tanpa henti...
sambil mendengar spirit rabbani kerinduan itu membuncah untuk mengantarkan diri memberikan kontribusi lebih pada negara ini walau mungkin diri masih belajar..
tapi kerinduan untuk menyatukan saudara-saudara seperjuangan seIndonesia ingin kurengkuh bersama..
menjadikan teman untuk belajar, mengajarkan kemudian mengamalkan...

ya karena rindu itu tidak dapat dibangun dengan sendiri tak dapat di tulis dan dipersembahkan untuk diri, semakin membuncah diri ini ketika melihat situasi bangsa yang semakin mencabik hati nurani terutama mengenai transaksi yang tidak adil, kemiskinan dimana-mana, riba, gharar, penipuan, berboros-boros...huuuu semua itu membuat hati tercabik...
'
tapi dari itu semua saya berusaha untuk melihat ke depan melihat matahari yang akan terbit membangun peradapan dimulai dari diri sendiri kemudian ke keluarga yang dilanjutkan ke masyarakat dan negara, saya sangat optimis jikalau saya juga memulai dari diri sendiri....ya dari diri untuk mencintai negeri....

melihat fenomena lagi sebagian besar transaksi perekonomian pun dikusai oleh kaum hawa.. inilah yang membuat saya semakin mencintai perjuangan ini, setiap kita pergi ke pusat perbelanjaan selalu penghuni terbanyakan adalah wanita...
ya hati semakin tergerak untuk menuntaskan aktifitas saya disini...
berusaha memenangkan wacana publik terlebih dahulu,,,,
ya wacana kepada kaum perempuan akan esensi prinsip-prinsip ekonomi syariah, yang menurut saya ini lebih penting ditegakkan dalam ekonomi islam selain perbankan dan lain, lainnya...

rinduku dimulai dari merindu pasar yang berkeadilan seperti zaman Rasulullah, zaman yang membuat saya terus merindu untuk kembali pada sunnahnya....

,,
ya.. memulai dari wanita maka perekonomian bangsa akan mudah diperbaiki...
dari sektor riil ..
sungguh tiang negara ini jangan sampai terabaikan....

wanita memilikii peranan penting dalam perkembangan ekonomi syariah untuk menegakkan prinsip-prinsip ekonomi syariah..
saya teringat dialog dengan bapak syafii antonio tentang keluarganya yang sangat menerapakan prisnip ini dalam keluarga.. seperti tidak ada riba dalam kehidupan rumah tangga, menerapkan jiwa kewirausahaan kepada anggota keluarga, melarang menjadi PNS, inilah sebenarnya tugas wanita dalam rumah tangga untuk mengenalakan prinsip ekonomi syariah sejak dini, ya sikap, jiwa ekonomi syariah, sang ekonom rabbani dimulai sejak dini, merindunya diri ini jikalau para kaum hawa di Indonesia yang faham ekonomi syariah tak hanya sibuk memperbaiki perekonomian negara melalui kerja diperbankan syariah, lembaga keuangan, pns, dll tapi esensi untuk menegakan prinsip ekonomi syariah pada diri dan keluarga sangat jarang diperhatikan, merindu diri ini akan para wanita sebagai tiang negara dapat memberikann kontribusi terbaik untuk negara melalui rumah tangganya....

sungguh rindu dan cintaku pada agama, diri, amanah, serta negara membuat aku bersemangat untuk berusaha menyatukannya... semoga Allah meridhoi kerinduanku dan cita-cita ku untuk membuat kuliah informal ekonomi syariah nasional secara on line yang dimulai dari akhwat, membuat buku tentang ekonomi syariah, memenangkan wacana publik akan pentingnya peranan wanita dalam perbaikan ekonomi indonesia, kemudian membuat sekolah ekonomi islam, menciptakan pasar yang berprinsip ekonomi syariah

Ya Allah kabulkan doaku ini..kami butuh bersatu untuk mewujudkanya.
rinduku ini semua hanya bermuara munuju kerinduanku yang sesungguhnya untuk menatap wajahMu ya Allah..berilah jalan kepada kami..

Jumat, 03 September 2010

MENUMBUHKAN JIWA NASIONALISME DENGAN PERILAKU KONSUMSI SEHARI-HARI KITA MELALUI PROSES PEMBINAAN DI RAMADHAN

Hmmm, nasionalisme dengan perilaku konsumsi kita? Hubungannya apa ya?
Sebagian kita pasti bertanya demikian hubungannya apa ya…antara nasionalisme, perilaku konsumsi dan puasa….
Nah begini kawan kawan kita coba melihat fenomena yuuk. Di bulan ramadhan ini pasti kita melihat pasar-pasar, mall-mall ramai oleh pengunjung untuk membeli barang-barang kebutuhan lebaran, sah-sah aja sih ketika kita mau beli barang-barang untuk membeli barang-barang kebutuhan lebaran namun fenomena yang terjadi adalah momentum lebaran seakan-akan menjadi momentum menuju kemerdekaan hakiki yang patut untuk dirayakan sehingga masyarakat sering membeli barang yang berlebih-lebihan contoh pakaian yang sebenarnya kalau kita lihat di almari kita masih banyak sekali pakaian-pakaian yang layak pakai dan bagus-bagus ya maklum sih kan kita akan ketemu banyak orang maka harus ganti dengan yang baru tapi apakah itu parameter kemenangan kita dihadapan Allah, belum lagi pada kue-kue yang selalu disediakan di rumah-rumah kita selalu penuh satu meja bahkan tidak hanya satu meja, ya mungkin ini untuk menjamu tamu tapi…. Haruskah seperti ini karena dinegara lainpun tidak semegah seperti Negara Indonesia tercinta ini, lupakah kita masih banyak warga miskin yang kekurangan pada saat lebaran walaupun mereka sudah diberi zakat fitrah tapi itu tak cukup ya itu semua tak cukup. Sahabat Rasul Umar bin khattab memberikan contoh kesederhanaan dalam kehidupan kita termasuk perayaan kemenangan, beliau tidak membiarkan rakyatnya kelaparan pada saat hari raya bahkan hari-hari biasapun Beliau rela hidup sederhana demi kesejahteraan rakyatnya, sedangkan kita?...duuuh mungkin dah banyak uang yang beredar di masyarakat sehingga memudahkan masyarakat untuk mengkonsumsi menjelang lebaran, ya THR yang diberikan menjadi berkah tersendirti juga bias menjadi penyumbang inflasi di Indonesia…
Lho mengapa jadi penyumbang inflasi juga dengan peredaran uang? Sekarang begini uang yang beredar di masyarakat semakin banyak maka nilai mata uang itu sendiri lebih rendah, banyaknya uang beredar yang kurang diimbangi dengan peredaran bahan pokok maka akan menyebabkan kekurangan bahan dan kelebihan uang yang beredar di masyarakat sehingga harga-harga barang cenderung naik, coba perhatikan kawan menjelang hari raya pasti barang-barang mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi yah al itu wajar karena kebutuhan semakin meningkat, peredaran uang semakin banyak dan barang-barang yang ada di masyarakat tidak sein=mbang dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.. nah kalau kita perhatikan secara seksama maka sebenarnya penyebab inflasi itu adalah dari individu-individu kita sendiri, semakin kita boros dan mudah sekali mengkonsumsi maka kita juga sebagai penyumbang untuk inflasi Negara tercinta ini selain dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dalam pendistribusian barang, inilah kawan kalau kita berani melihat fenomena Indonesia menjelang lebaran kita akan sangat dimanfaatkan oleh warga asing untuk menyedot kekayaan yang sebesar-besarnya dari budaya komsumeristik bangsa Indonesia ini, kita lihat saja barang-barang elektronik dari luar negeri saja sangat laku keras di Indonesia seperti produk-produk cina karena Indonesialah sasaran empuk untuk pasar mereka.
Semangat nasionalisme itu bias kita pupuk dari perilaku konsumsi kita, jikalau kita tidak memboros-boroskan dalam mengkonsumsi maka kita akan bias mengurangi tingkat inflasi bangsa ini jika dalam suatu Negara mempunyai prinsip-prinsip ekonomi syariah yang salah satunya adalah mengkonsumsi bukan berdasar pada keinginan tetapi kebiutuhan yang benar-benar dibutuhkan maka Negara ini tidak akan mudah di tipu daya oleh produk-produk asing yang hanya menipu pandangan mata bukan sebagai kebutuhan yang sangat urgent
dalam surat al isra 16 disebutkan:
"Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu(supaya m...enaati Allah), tapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, mk sudah sepantasnya berlaku perkataan, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya". Maukah kita menjadi negeri yang akan dibinasakan Allah karena kemewahan kita?

Begitu mulianya islam dalam mengatur setiap kehidupan kita bahkan pada setiap transaksi ekonomi sudah diatur dalam islam agar kita tidak tersesat dan menuju keseimbangan di dunia ini.
Ramadhan adalah momentum untuk melatih diri agar mengurangi nafsu-nafsu kita termasuk mengkonsumsi karena selama ini sering sekali kita mengkonsumsi bukan berdasar pada kebutuhan yang sangat penting tapi sering kepada keinginan-keinginan semata, apakah itu tujuan mengkonsumsi kita, mengkonsumsi juga mempunyai tujuan untuk mencapai falah(kemenangan)bisa dikatakan juga kesejahteraan bukan kemewahan. Apakah ramadahan ini mampu membawa kita kepada falah(kemenangan) dari perbudakan nafsu keinginan yang senatiasa merong-rong jiwa dalam setiap transaksi kita? Akhir ramadhan bukan hanya untuk kemenangan atas ketakwaan kita tapi konsumsi kita perlu kita pertanyakan sudah menangkah apa belum? Sudah merdeka atau belum?
Sungguh indah islam mengajarkan kepada kita, tinggal kita mau melaksanakan atau tidak, kalau kita mencintai islam, Negara ini maka salah satu bentuk konkret dalam setiap transaksi kita adalah jangan berlebih-lebihan karena Allah tidak menyukai sikap berlebih-lebihan..


Wallahu a’alam bi showaf