BERBAIK DIRI DALAM IMAN, ILMU, AMAL, AKHLAK

JIWA INI NYATA TELAH DIPERJUALBELIKAN UNTUK KEMENANGAN, MENUJU JANNAH YANG DINANTI

catatan manis

Jumat, 31 Desember 2010

Momentum Berganti Tahun


Momentum berharga ketika kita telah mengganti kalendar kita..
monentum ini tercipta, menggapai untuk terus berenung.
Merenungi selayak apakah setiap modal yang telah diberikan oleh Pemilik diri ini

para sahabat Rasulullah dulupun tak pernah lupa untuk terus mengevaluasi diri , waktunya digunakan untuk apa, kembali berenung tentang waktu ini tentang apa-apa yang telah dimodalkan Allah kepada kita..

Waktu menjadi modal utama dalam menggapai tabungan untuk kehidupan nyata kita kelak. diakhirat. Belajar pada masa kejayaan islam terdahulu banyak ulama yang sukses untuk memanfaatkan modal dari Allah terhingga kerja, karya yang bermanfaat tersai sampai saat ni

belajar sejenak dari mereka akan arti waktu menurut para pengemban waktu yang berharga

Ibnu Mas’ud
Beliau salah seorang sahabat yang mulia, beliau pernah berkata, “Aku belum pernah menyesali sesuatu seperti halnya aku menyesali tenggelamnya matahari, dimana usiaku berkurang, namun amal perbuatanku tidak juga bertambah”


Amir bin Abdi Qais
Beliau seorang tabi’in yang zuhud. Ada seorang pria berkata kepadanya, “Berbincang-bincanglah denganku”. Amir bin Abdi Qais menjawab, “Tahanlah matahari” Artinya, “Cobalah hentikan perputaran matahari, jangan biarkan ia berputar, baru aku akan berbincang-bincang denganmu. Karena sesungguhnya waktu ini senantiasa merayap dan bergerak maju, dan setelah berlalu ia tak akan kembali lagi. Maka kerugian akibat tak memanfaatkan waktu adalah jenis kerugian yang tidak dapat diganti atau dicarikan kompensasinya. Karena setiap waktu membutuhkan amal perbuatan sebagai isinya”


Hammad bin Salamah (91 H - 167 H)
Musa bin Isma’il At-Tabudzaki pernah menuturkan, “Kalau aku mengatakan kepada kalian bahwa Hammad bin Salamah tak pernah tertawa, niscaya aku tidak berdusta. Beliau itu memang orang yang sangat sibuk. Kegiatannya hanya meriwayatkan hadits, membaca, bertasbih atau shalat. Beliau membagi-bagi waktu siangnya hanya untuk itu saja”

Muridnya sendiri, Abdurrahman bin Mahdi, pernah menuturkan, “Kalau ada orang yang berkata kepada Hammad bin Salamah, “Engkau akan meninggal besok”, niscaya Beliau tidak akan mampu lagi untuk menambah sedikitpun dalam amalnya”

Yunus bin Al-Mu’addab menegaskan, “Hammad bin Salamah meninggal dunia saat beliau shalat. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepadanya

Muhammad bin Suhnun (202 H-256 H)
Al-Maliki menuturkan, “Muhammad bin Suhnun memiliki seorang sariyyah, budak wanita milik sendiri- yang bernama Ummu Mudam. Suatu hari ia bertandang ke rumahnya. Saat itu beliau sibuk menulis buku di malam hari. Datanglah saat santap malam. Budak itu meminta ijin masuk kamarnya, “Saya sedang sibuk’, ujar Muhammad.

Karena terlalu lama menunggu, maka sang budak menyuapkan makanan itu ke mulut Beliau sampai Beliau mengunyahnya. Hal itu berlangsung lama, dan Beliau tetap dalam kondisi demikan, hingga datang waktu shalat subuh.

“Maaf, aku sangat sibuk sehingga melupakanmu tadi malam wahai Ummu Mudam.Tolong berikan makanan yang engkau tawarkan tadi malam!” Tuanku, demi Allah, aku sudah menyuapkannya ke mulutmu”, ujar budak itu heran. “Lho, kok aku tidak merasakannya?”, tanya Muhammad lebih heran lagi

Ibnul Khayyath An-Nahwi (Wafat tahun 320)
Konon beliau belajar di sepanjang waktu, hingga saat beliau sedang berada di jalanan. Sehingga terkadang beliau terjatuh ke selokan atau tertabrak binatang.

Al-Hakim (Wafat 334 H)
Abu Abdillah bin Al-Hakim Asy-Syahid, putra beliau menuturkan tentang Bapaknya, “Beliau adalah orang yang gemar berpuasa Senin dan Kamis, dan tidak pernah meninggalkan shalat malam saat bepergian dan saat tidak bepergian. Bila duduk, maka pena, buku dan tinta selalu berada ditangannya. Beliau adalah menteri pembantu Sulthan. Ia bisa memberikan izin bertemu Sulthan bila orang itu belum mendapatkan izin. Kemudian beliau sibuk menyusun tulisan ilmiah. Bila sudah demikian, maka orang yang masuk menemuinya pasti hanya berdiri saja. Hal itu dikeluhkan oleh Abul Abbas bin Hammuyah, ‘Kami biasa masuk menemui Beliau, tapi Beliau tidak menyapa kami sedikitpun. Beliau hanya mengambil pena dengan tangannya sendiri, dan membiarkan kami berdiri di pojok rumahnya’.”

Al-Hakim Abu Abdillah Al-Hafizh, penulis Al-Mustadrak, menceritakan, “Aku pernah hadir pada pengajian malam saat Al-Hakim Abul Fadhal mendiktekan hadits. Tiba-tiba masuk Abu Ali bin Abu Bakar bin Al-Muzhaffa, seorang amir. Ia berdiri di dekat Beliau, namu Beliau tak sedikitkpun bergeming dari tempatnya. Kemudian beliau memaksanya keluar dari pintu depan., ‘Hai Amir, pergi saja, hari ini bukan giliran Anda!’”

Begitulah sebagian potret kehidupan ulama dalam memanfaatkan waktu, bagaimana dengan kita?

Sumber: Sungguh Mengagumkan Manajemen Waktu Para Ulama, Syaikh Abdul Fattah. Penerbit: Zam-Zam

selalu indah belajar dari para pendahulu kita, para pencinta ilmu, par apemanfaat waktu, para kekasih Allah.
sungguh indah konsep yang dilaksanakan oleh mereka tak luput dari setiap waktunya termanfaat dengan baik, selalu da makna, selalu tertoreh kerja dan karya..sehingga sejarah pun mencatatnya
begitupun banyak ayat Al Quran yang menjelaskan tentang pentingnya waktu.dalam surat al ashr:

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.


poin penting yang terambil waktu modal utama
momentum pergantian tahun menjadi penting ketika kita telah memiliki plan jelas hendak kemana dan berbuat apa di tahun 2011 ni sehingga kita tak ragu memasuki tahun ni ..
butuh visi jelas untuk setiap memasuki tahun baru sehingga kelak dalam raport kita tertulis indah setiap amal karena kita berusaha untuk berencana...
membuat visi adalah keharusan ditiap pergantian umur dan tahun yang kemudian pun harus terealisasi dalam kerja nyata.
mmebangun komitmen kembali

Bissmillah 2011

berVisi
BELAJAR, BEKERJA, BEKARYA,
MENGAJAR, MENGABDI, MEMBAGI

berMisi
  1. menjadikan tahun 2011 adalah momentum untuk terus belajar setiap apa yang terjadi terutama terus belajar tentang ISLAM, kerumahtanggan, dan ekonomi islam
  2. menjadikan tahun 2011 adalah gerbang perubahan diri saya.. menyegerakan untuk mengasilkan kerja nyata sehingga program menuju kemandirian tercapai
  3. menjadikan tahun 2011 adalah gerbang nyata untuk KARya -karya yang ditorehkan
  4. mengajar menjadikan jiwa dalam diri ekonom rabbani karena ini adlaah estafet perjuangan ditahun 2011 program itu layak untuk segera tersampai
  5. mengabdi adalah ruh kehidupan menuju kebermanfaatan maka menjadikan diri yang selalu memberikan pengabdian penuh kepada masyarakat dan amanah yang teremban
  6. membagi adalah keharusan jiwa diri ini.. sehingga amal-amal yang tak tersadari mampir dalam diri.. keep menginspirasi.
untuk proker.. include di proker 1432 H..dan untuk detail tak tertulis disini ..intinya untuk terus berkomitmen menulis, kerja, mengabdi, persiapan sekolah lagi
bissmillah 2011 gerbang nyata menuju keluarga, masyarakat, negara telah terbuka memastikan diri ikut serta dalam kerja-kerja untuk INDONESIA terCINTA :)
mohon doa.. 2011 membuat gebrakan perbaikan

Kamis, 30 Desember 2010

KELEMBUTAN yang MENGIKAT


Kelembutan
kata dan sifat yang layak untuk para wanita..
sifat yang diharap untuk melindungi, mengayomi, membina dan mencinta,

lembut dia tak pernah patah
lembut yang menguatkan

lembut menghasilkan cinta untuk berbagi kepada siapapun
lembut menapaki rasa sayang yang lebih

lembut mendatangkan rahmat
lembut mendatangkan kasih

lembut dalam tutur merangkai ukhuwah
lembut berakhlak merangkai peka

teringat kisah Rasul bersama ummu salamah

Imam Ath-Thabrany mengisahkan dalam sebuah hadist, dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah, jelaskanlah kepadaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata jeli’.”

Beliau menjawab, “Bidadari yang kulitnya putih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilai seperti sayap burung nasar.”

Saya berkata lagi, “Jelaskan kepadaku tentang firman Allah, ‘Laksana mutiara yang tersimpan baik’.” (Al-waqi’ah : 23)

Beliau menjawab, “Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tidak pernah tersentuh tangan manusia.”
Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik’.” (Ar-Rahman : 70)

Beliau menjawab, “Akhlaknya baik dan wajahnya cantik jelita”

Saya berkata lagi, Jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Seakan-akan mereka adalah telur (burung onta) yang tersimpan dengan baik’.” (Ash-Shaffat : 49)

Beliau menjawab, “Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada di bagian dalam telur dan terlindung kulit telur bagian luar, atau yang biasa disebut putih telur.”

Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Penuh cinta lagi sebaya umurnya’.” (Al-Waqi’ah : 37)

Beliau menjawab, “Mereka adalah wanita-wanita yang meninggal di dunia pada usia lanjut, dalam keadaan rabun dan beruban. Itulah yang dijadikan Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Dia menjadikan mereka sebagai wanita-wanita gadis, penuh cinta, bergairah, mengasihi dan umurnya sebaya.”

Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”

Beliau menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.”

Saya bertanya, “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”

Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’.”

Saya berkata, “Wahai Rasulullah, salah seorang wanita di antara kami pernah menikah dengan dua, tiga, atau empat laki-laki lalu meninggal dunia. Dia masuk surga dan mereka pun masuk surga pula. Siapakah di antara laki-laki itu yang akan menjadi suaminya di surga?”

Beliau menjawab, “Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih, lalu dia pun memilih siapa di antara mereka yang akhlaknya paling bagus, lalu dia berkata, ‘Wahai Rabb-ku, sesungguhnya lelaki inilah yang paling baik akhlaknya tatkala hidup bersamaku di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya’. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik itu akan pergi membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat.”
—-

kisah itu...

kembali terenung untuk semakin lembut namun menguatkan dan TEGAS

lembut yang MENGIKAT UKHUWAH sebab CINTA karena Allah telah hadir kepada siapapun..

berlembut dalam berkata, berlembut dalam bersikap, berlembut dalam menatap dan mendengar,

merenungi akhir tahun dalam keterpingitan yang mengajak untuk lebih mengingat hakikat seorang muslimah....

Semoga Allah senantiasa menyertakan perhiasan-perhiasan itu kepada kami yang papa dan lemah..

Dalam Keterpingitan

Dalam pingitan..

Akhir-akhir ini aku menikmati masa-masa ini..

Yang dulu sangat jarang kurasai dirumah penuh.

Kini aku harus dirumah tiap hari, sering asumsi jikalau ia dalam pingitan berarti dia hendak menikah dalam waktu dekat.. hmm sejenak berfikir dan merenungi diri, haruskah keterpingitan menanti kedekat masa pernikahan.. saya kira tidak..

Sedikit menafsirkan secara pribadi arti keterpingitan ini bisa dikatakan MENJAGA SANGAT , mengurangi ikhtilat, ya semenjak saya demisioner dari bebarapa aktifas organisasi membuat semakin mengevaluasi diri dan semakin memaknai hakikat kehidupan ini. Mengevaluasi diri untuk mengurangi aktivitas yang terlalu menyita waktu berlebihan bahkan sampai pulang malam, duuh diri ni akhwat, maka berusaha mengembalikan apa-apa yang menjadi hakikat dan fungsi utama sebagai wanita, Alhamdulillah berbagai pelajaran menyertai diri untuk mengenang kembali hakikat perjuang umahatul mukminin dan pra sahabiyah. Kembali teringat mereka yang sangat sekali menjaga kesucian, setiap apa yang dikerjakan selalu dipertimbangkan mengurangi ikhtilat.

Aisyah mengajar pun senantiasa menggunakan hijab..

Menjaga kesucian itulah mahkota terindah untuk wanita, mahkota yang kelak dapat menolong ayahnya diakhirat karena bagi ayah yang memilki anak perempuan dan pandai menjaga diri maka ayahnya dari wanita tersebut juga mendapat pahala. Aah namun tak harus pula menjaga itu menyendiri, namun perlu juga berinteraksi untuk berbagi. Namun keputusan dalam diam akan kuukir, sejenak mengurangi aktifitas itu untuk masa depan, inilah yang harus dibayar ketika dahulu terlalu over all out di organisasi, maka pada masa penantian dan perbaikan ini sementara dalam diam diketerpingitan akan kuarungi, berkomitmen untul lebih Fokus mencintai pemilik jiwa kelak, mempersembahkan yang terbaik.

Dalam diam berusaha merenungi..

Dalam diam terus bekerja

Dalam diam tak henti belajar

Dalam diam terus berusaha berprestasi

Dalam diam berusaha menjadi kupu-kupu

Dalam diam meraih pahala

Ya sementara saja..

Sejenak mengingat sabda Rasulullah ‘ berkata baik atau lebih baik diam’

Mungkin dalam maya yang terlihat

Maaf kan saya kawan jikalau kau mulai mencariku, diri berusaha untuk lebih komitmen mempersiapkan perbaikan bekal.. penghujung tahun 2010, mengevaluasi diri terlalu sering dzolim diri ni, mohon maaf.

Rabu, 08 Desember 2010

Lagu Perjuangan Islam



adakah kita lupa bahwa dulu kita pernah berjaya...
bangunlah wahai anak bangsa...
kekuatan bangsa ada di tangan pemuda..
kekuatan jiwa dan ruhiyah...
inilah generasi yang siap membawa perubahan...

Selasa, 07 Desember 2010

program kerja 1432 H part 1


Kami menginginkan jiwa-jiwa yang hidup, kuat dan tegar
Hati-hati yang baru, yang berkobar-kobar …Emosi yang menggelora…Ruh yang memiliki sentuhan….
Visi yang jauh ke depan yang merenungkan keteladanan dan tujuan mulia
(Imam Hasan Al Banna)

Awal tentang kata dan makna, kembali mengingat akan esensi kita ada dibumi ini. Berkaca sejenak kemudian merapikan diri menuju perjalanan yang lebih panjang. Momentum berharga ketika kita senantiasa mengaca untuk mengevaluasi kemudian sejenak merangkai strategi untuk jalan ke depan yang lebih baik agar tak mengulang kesalahan. Berusaha merencanakan dan memprogram dengan sebaik-baik amal nyata. Mengingat kembali untuk berkomitmen dalam visi bersama ekonom rabbani..
Membumikan berdasarkan sifat rabbaniyah, sifat yang senantiasa terpaut dengan Rabbnya..dan senantiasa untuk saling belajar dan mengajarkan.

“ hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan al kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” ( Q.s. Ali Imran (3): 79)

tak salah jikalau ingin merefresh apa-apa yang kita tuju, apa-apa yang kita harap sehingga terimplementasi dalam keseharian menjadi amal nyata. Sebuah perjalanan panjang membutuhkan bekal yang lebih banyak…mari bersama saling melengkapi bekal-bekal tersebut, saling mengisi, saling berbagi agar kelak kita terselamatkan dari panasnya yang menyengat di yaumul hisab..

maka kembali membaca setiap kalimat demi kalimat memastikan diri untuk terus berusaha mencapainya…
memulai…
• Kelurusan aqidah

“katakanlah : “ DiaLah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung padaNya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” ( Q.S. 112:1-4)…surat ini yang mengajarkan kita akan keesaan Allah, maka sesungguhnya apa-apa yang kita mulai hendaknya mengembalikan pada visi utama kita menggantungkan seluruh hidup kepada ALLAH, mengabdi penuh kepadaNya sehingga jalan-jalan yang kita tempuh senantiasa tercerahkan oleh Allah.. inilah kekuatan utama kita..

maka program tiap hari senantiasa bertanya akan tujuan dan niatan disetiap amal-amal kita.

• Kekokohan dan kemandirian

Kita hidup didunia ini oleh Allah telah diberi bekal terbaik berupa ruhiyah, jasad, dan akal maka bukti keberimanan kita kepada Allah adalah senantiasa memanfaatkan setiap apa yang telah dimodalkan Allah kepada kita seperti jasadiyah kita maka selayak kita mengokokohkannya dengan olah raga, makanan yang sehat, berusaha untuk tidak mendzolimi tubuh ini.

Programnya adalah tiap hari banyak minum, menjaga makanan, olah raga kecil walau hanya berlari-lari kecil setiap pagi, kemudian tiap pecan bisa lah olah raga besar.. bissmillah saya sangat menyayangi tubuh ini maka permudah untuk mengolahnya akan tak samapai mereka terdzolimi oleh aktifitas ni.

Kemudian kita mempunyai bekal utama untuk hidup ini yaitu ruhiyah karena sejak umur 3 bulan dalam kandunganpun telah ditiupkan ruh.. maka hati dan amalan-amalannya menjadi penting untuk diprogramkan.. maka disinilah kita belajar untuk mengerti, untuk belajar dan beramal. Dari ruhiyah yang senantiasa diisi dengan amalan terbaik untuk mengingat Allah maka pasti akan menguatkan gerak langkah kita..

programnya tiap paginya berusaha mengisi ruhiyah dengan maksimal sebelum keluar rumah. Bissmillah maka sebelum keluar diusahakan dah baca al Quran 1 juz, qiyamullail, dzikir pagi. Dan senantiasa mengingat Allah setiap saat.. malamnya tak lupa mengevaluasi diri kemudian menyempurnakan dalam dekapan bersama Allah.

Kokoh fikriyah…
Menjadi dasar utama ketika menetapkan diri untuk menapaki jalan ekonom rabbani. Membaca, berfikir, menulis, dan berdiskusi berusaha untuk diazzamkan guna mencapai kekokohan ini.maka
progam yang layak digalakkan adalah tiada hari tanpa baca buku, terutama buku ekonomi islam.. eehh bukan buku aja tapi artikel juga gpp… kemudian juga selalu berusaha untuk menulis setiap apa yang telah dapat diusahakan tiap hari, nah selanjutnya marilah kita openmind terhadap apa pun yang ada dengan saling diskusi.. bissmillah maka kekokohan itu bisa tercapai dengan latihan…memulai dari yang kecil setiap hari maka akan menjadikan kebiasaan

Tak lupa kokoh berdampingan dengan kemandirian..
“Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. At taubah:105)

Inilah problematika kita sebagai kader dakwah tersering urusan financial menjadi hambatan utama dalam bergerak… dari hal kecil berusaha untuk mandiri, membuat pekerjaan, berwirausaha itulah awalan kita. Intinya punya penghasilan sendiri.ekonom rabbani tak berusaha membebani orang lain dalam hal financial. Maka ia senantiasa berusaha untuk mandiri.. semoga Allah memperkenankan setiap langkah untuk meraih karunianya yang ada dibumi.
Programnya adalah tiada hari tanpa memperoleh penghasilan financial… maka cita-cita sekaya siti khodijah yang merahmat pasti tercapai. Sebelum memperbaiki perekonomian bangsa maka bersama selalu perbaiki perekonomian pribadi dan senantiasa hemat, sederhana serta tidak berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi barang, insya Allah dnegan penerapan prinsip-prinsip ekonomi islam dari diri pribadi akan menyebar ke pelosok negeri jika diiringi gerak langkah. Tak lupa senantiasa berinfaq tiap pagi sebelum kita merahmat kelak maka dari sedikit akan dibiasakan untuk berinfaq.

• Dinamis, kreatif, inovatif
Dinamis.. senantiasa bergerak, tak ada kata untuk diam, maka senantiasa bergerak untuk perbaikan sehingga tak sempat diam dan malas menyertai, ekonom rabbani senantiasa peka untuk bergerak meniti jalan terus tanpa henti berusaha istiqomah dijalan dakwah ini…maka dari gerak langkah yang dinamis ini akan menghasilkan kreatifitas yang didapat dari pengalaman, perjalanan, bacaan, diskusi, pengamatan, serta perenungan proses-proses inilah yang dapat membentuknya..sebuah kreatif dibutuhkan untuk gerak langkah ini.. dari sini pun akan mengikuti keinovatifan…

Maka program kerja yang digalakan adalah:
Senantiasa bergerak, tidak ada kata malas, peka sekitar, baca keadaan lingkungan, kemudian menggambarkan apa-apa yang diperoleh tiap hari.. senantiasa belajar dari banyak hal.. bissmillah bombing kami ya kawan untuk saling memancing kreatifitas dalam diri..yang dapat menggugah gerak langkah untuk lebih baik.

Kamis, 25 November 2010

teruntuk wanita...


BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
 
Di Madinah ada seorang wanita cantik shalihah lagi bertakwa. Bila malam mulai merayap menuju tengahnya, ia senantiasa bangkit dari tidurnya untuk shalat malam dan bermunajat kepada Allah. Tidak peduli waktu itu musim panas ataupun musim dingin, karena disitulah letak kebahagiaan dan ketentramannya. Yakni pada saat dia khusyu' berdoa, merendah diri kepada sang Pencipta, dan berpasrah akan hidup dan matinya hanya kepada-Nya. 
 
Dia juga amat rajin berpuasa, meski sedang bepergian. Wajahnya yang cantik makin bersinar oleh cahaya iman dan ketulusan hatinya.
 
Suatu hari datanglah seorang lelaki untuk meminangnya, konon ia termasuk lelaki yang taat dalam beribadah. Setelah shalat istiharah akhirnya ia menerima pinangan tersebut. Sebagaimana adat kebiasaan setempat, upacara pernikahan dimulai pukul dua belas malam hingga adzan subuh. Namun wanita itu justru meminta selesai akad nikah jam dua belas tepat, ia harus berada di rumah suaminya. Hanya ibunya yang mengetahui rahasia itu. Semua orang ta'jub. Pihak keluarganya sendiri berusaha membujuk wanita itu agar merubah pendiriannya, namun wanita itu tetap pada keinginannya, bahkan ia bersikeras akan membatalkan pernikahan tersebut jika persyaratannya ditolak. Akhirnya walau dengan bersungut pihak keluarga pria menyetujui permintaan sang gadis.
Waktu terus berlalu, tibalah saat yang dinantikan oleh kedua mempelai. Saat yang penuh arti dan mendebarkan bagi siapapun yang akan memulai hidup baru. Saat itu pukul sembilan malam. Doa'Barakallahu laka wa baaraka alaika wa jama'a bainakuma fii khairin' mengalir dari para undangan buat sepasang pengantin baru. Pengantin wanita terlihat begitu cantik. Saat sang suami menemui terpancarlah cahaya dan sinar wudhu dari wajahnya. Duhai wanita yang lebih cantik dari rembulan, sungguh beruntung wahai engkau lelaki, mendapatkan seorang istri yang demikian suci, beriman dan shalihah.
 
Jam mulai mendekati angka dua belas, sesuai perjanjian saat sang suami akan membawa istri ke rumahnya. Sang suami memegang tangan istrinya sambil berkendara, diiringi ragam perasaan yang bercampur baur menuju rumah baru harapan mereka. Terutama harapan sang istri untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah.
 
Setibanya disana, sang istri meminta ijin suaminya untuk memasuki kamar mereka. Kamar yang ia rindukan untuk membangung mimpi-mimpinya. Dimana di kamar itu ibadah akan ditegakkan dan menjadi tempat dimana ia dan suaminya melaksanakan shalat dan ibadah secara bersama-sama. Pandangannya menyisir seluruh ruangan. Tersenyum diiringi pandangan sang suami mengawasi dirinya.
 
Senyumnya seketika memudar, hatinya begitu tercekat, bola matanya yang bening tertumbuk pada sebatang mandolin yang tergeletak di sudut kamar. Wanita itu nyaris tak percaya. Ini nyatakah atau hanya fatamorgana? Ya Allah, itu nyanyian? Oh bukan, itu adalah alat musik. Pikirannya tiba-tiba menjadi kacau. Bagaimanakah sesungguhnya kebenaran ucapan orang tentang lelaki yang kini telah menjadi suaminya. Oh…segala angan-angannya menjadi hampa, sungguh ia amat terluka. Hampir saja air matanya tumpah. Ia berulang kali mengucap istighfar, Alhamdulillah 'ala kulli halin. "Ya bagaimanapun yang dihadapialhamdulillah. Hanya Allah yang Maha Mengetahui segala kegaiban."
 
Ia menatap suaminya dengan wajah merah karena rasa malu dan sedih, serta setumpuk rasa kekhawatiran menyelubung. "Ya Allah, aku harus kuat dan tabah, sikap baik kepada suami adalah jalan hidupku." Kata wanita itu lirih di lubuk hatinya. Wanita itu berharap, Allah akan memberikan hidayah kepada suaminya melalui tangannya.
 
Mereka mulai terlibat perbincangan, meski masih dibaluti rasa enggan, malu bercampur bahagia. Waktu terus berlalu hingga malam hampir habis. Sang suami bak tersihir oleh pesona kecantikan sang istri. Ia bergumam dalam hati, "Saat ia sudah berganti pakaian, sungguh kecantikannya semakin berkilau. Tak pernah kubayangkan ada wanita secantik ini di dunia ini." Saat tiba sepertiga malam terakhir, Allah ta'ala mengirimkan rasa kantuk pada suaminya.
 
Dia tak mampu lagi bertahan, akhirnya ia pun tertidur lelap. Hembusan nafasnya begitu teratur. Sang istri segera menyelimutinya dengan selimut tebal, lalu mengecup keningnya dengan lembut. Setelah itu ia segera terdorong rasa rindu kepada mushalla-nya dan bergegas menuju tempat ibadahnya dengan hati melayang.
 
Sang suami menuturkan, "Entah kenapa aku begitu mengantuk, padahal sebelumnya aku betul-betul ingin begadang. Belum pernah aku tertidur sepulas ini. Sampai akhirnya aku mendapati istriku tidak lagi disampingku. Aku bangkit dengan mata masih mengantuk untuk mencari istriku. Mungkin ia malu sehingga memilih tidur di kamar lain.
 
Aku segera membuka pintu kamar sebelah. Gelap, sepi tak ada suara sama sekali. Aku berjalan perlahan khawatir membangunkannya. Kulihat wajah bersinar di tengah kegelapan, keindahan yang ajaib dan menggetarkan jiwaku. Bukan keindahan fisik, karena ia tengah berada di peraduan ibadahnya. Ya Allah, sungguh ia tidak meninggalkan shalat malamnya termasuk di malam pengantin. Kupertajam penglihatanku. Ia rukuk, sujud dan membaca ayat-ayat panjang. Ia rukuk dan sujud lama sekali. Ia berdiri di hadapan Rabbnya dengan kedua tangan terangkat.
 
Sungguh pemandangan terindah yang pernah kusaksikan. Ia amat cantik dalam kekhusyu'annya, lebih cantik dari saat memakai pakaian pengantin dan pakaian tidurnya. Sungguh kini aku betul-betul mencintainya, dengan seluruh jiwa ragaku."
 
Seusai shalat ia memandang ke arah suaminya. Tangannya dengan lembut memegang tangan suaminya dan membelai rambutnya. Masya Allah, subhanallah, sungguh luar biasa wanita ini. Kecintaannya pada sang suami, tak menghilangkan kecintaannya kepada kekasih pertamanya, yakni ibadah. Ya, ibadah kepada Allah, Rabb yang menjadi kekasihnya. Hingga bulan kedepan wanita itu terus melakukan kebiasaannya, sementara sang suami menghabiskan malam-malamnya dengan begadang, memainkan alat-alat musik yang tak ubahnya begadang dan bersenang-senang. Ia membuka pintu dengan perlahan dan mendengar bacaan Al-Qur'an yang demikian syahdu menggugah hati. Dengan perlahan dan hati-hati ia memasuki kamar sebelah. Gelap dan sunyi, ia pertajam penglihatannya dan melihat istrinya tengah berdoa. Ia mendekatinya dengan lembut tapi cepat. Angin sepoi-sepoi membelai wajah sang istri. Ya Allah, perasaan laki-laki itu bagai terguyur. Apalagi saat mendengar istrinya berdoa sambil menangis. Curahan air matanya bagaikan butiran mutiara yang menghiasi wajah cantiknya.
 
Tubuh lelaki itu bergetar hebat, kemana selama ini ia pergi, meninggalkan istri yang penuh cinta kasih? Sungguh jauh berbeda dengan istrinya, antara jiwa yang bergelimang dosa dengan jiwa gemerlap di taman kenikmatan, di hadapan Rabbnya.
 
Lelaki itu menangis, air matanya tak mampu tertahan. Sesaat kemudian adzan subuh. Lelaki itu memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini, ia lantas menunaikan shalat subuh dengan kehusyuan yang belum pernah dilakukan seumur hidupnya.
 
Inilah buah dari doa wanita shalihah yang selalu memohonkan kebaikan untuk sang suami, sang pendamping hidup.
Beberapa tahun kemudian, segala wujud pertobatan lelaki itu mengalir dalam bentuk ceramah, khutbah, dan nasihat yang tersampaikan oleh lisannya. Ya lelaki itu kini telah menjadi da'i besar di kota Madinah.
 
Memang benar, wanita shalihah adalah harta karun yang amat berharga dan termahal bagi seorang lelaki bertakwa. Bagi seorang suami, istri shalihah merupakan permata hidupnya yang tak ternilai dan "bukan permata biasa".
 
(Ummu Asyrof dari kumpulan kisah nyata, Abdur Razak bin Al Mubarak)
Diambil dan diketik ulang oleh Redaksi dari: Majalah Elfata edisi 08 volume 07 tahun 2007

Senin, 15 November 2010

Dari Seruan ini Berangkatlah kita Menuju Peradaban Ekis


dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung” (Q.S. Al Maidah: 104)

Berangkat dari ayat tersebut diatas memulai membaca merenung kemudian taat kepada ALLAH untuk melaksanakan perintahNya yaitu menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar maka itulah tugas kita yang utama di bumi ini sebagai da’I sebelum yang lain. Begitu juga dalam gerak dakwah ekis pun tak hanya kita belajar ekonomi islam kemudian berkompetisi tanpa kita untuk memahami, melaksanakan serta mensosialisasikan maka peradaban ekonomi islam pun akan sulit terwujud. Saudaraku disinilah peran kita untuk senantiasa menyeru kebaikan, kesolehan mensolehkan bisa berupa menyeru untuk bermuamalah secara syariah yang berdasar pada ilmu ekonomi islam, karena sejak awal kita telah berikrar tetap berada dalam barisan-barisan perjuangan ekonomi islam maka tugas yang harus diemban adalah senantiasa belajar, kemudian melaksanakan yang tak luput harus diajarkan kepada penerus kita karena salah satu karakteristik ekonom rabbani itu sendiri adalah mengajarkan yang kecil-kecil sebelum yang besar-besar. Maka tak lupa pula kita mencegah dari kemungkaran dari pesan ini dapat kita terjemahkan dalam dakwah ekis untuk mencegah kapitalisme, liberalisme, serta system-sistem ekonomi yang hanya mementingkan kaum tertentu maka disinilah tugas kita untuk mencegahnya memulai dari diri untuk menghindari sikap kapitalisme individu kemudian kita wacanakan yang selanjutnya memberanikan diri untuk bergerak bersama untuk memerangi dengan ilmu.

Saudaraku dalam dakwah ekonomi islam ini pun butuh tahapan yang sistematis dalam pembentukan karakter kader yang sholeh, kokoh, serta berkualitas menuju ekonom rabbani. Maka selayaknya kita sebagai pejuang ekonomi islam menjadikan pembentukan SDM sebagai pilar utama dalam perjuangan karena kita yang berada dalam tataran mahasiswa menjadikan SDM sebagai persiapan untuk tegaknya ekonomi islam ini. Jangan pernah sepelekan satu kader pun diantara kita yang entah itu hanya berperan sebagai orang-orang yang kecil yang mungkin tak Nampak kerjanya namun mereka masih mempunyai hak untuk saling berilmu, perhatikan mereka, takutlah kita kehilangan satu kader yang berjiwa pejuang karena harga satu kader dakwah amatlah mahal bila dibanding apapun, maka setiap kader yang telah masuk dalam kseipun mempunyai hak untuk dibentuk dalam kebaikan-kebaikan. Pembentukan-pembentukan karakter-karakter yang sholeh, kokoh, berkualitas serta berilmu pastinya tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan namun juga tak sulit karena tahapan yang jelas serta dibarengi dengan PERSIAPAN, KESABARAN, KEISTIQOMAHAN sebagai pemimpin disinilah kita harus peka… peka untuk senantiasa membina. System yang ada dalam pembentukan karakter itupun telah terealisasi melalui SGD ekonomi islam, kuliah informal ekonomi islam. Baik mari sedikit kita bahas satu persatu…

PERSIAPAN, sejak awal kita masuk dalam kseipun telah ada keinginan serta harapan untuk ekonomi islam maka ketika kita dihadapkan pada kader baru yang masuk ksei tanyai keinginan mereka berada disini, harapan serta cita-citanya. Kita sebagai kakak pun pekalah terhadap mereka, sayangi dengan tulus karena kelak itulah bekal kita, jika kita sudah berusaha untuk peka kepada mereka maka langkah kaki, tangan ini akan sangat mudah untuk mempersiapkan kebaikan untuk adik-adik kita serta dakwah ini. Persiapkanlah dengan ilmu, strategi, diskusi, jangan pernah berhenti untuk senantiasa belajar. Ambilah hikmah dari setiap apa yang ada disekitar kita. “ Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Quran sebelum disempurnakan mewahyukan kepadamu, dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ILMU PENGETAHUAN” (Q.s 20: 114). Jangan pernah lelah untuk mempersiapkan generasi terbaik setelah kita karena mereka adalah asset terbesar kita menuju kebangkitan ekonomi islam dan tentunya menuju jannahNya.

KESABARAN, “ Demi masa sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi KESABARAN” (Q. S 103:1-3). Dalam membina butuh kesabaran yang ekstra karena seringnya kita memperoleh penolakan-penolakan dari adik-adik kita untuk saling berilmu, seringnya kita memperoleh kader yang sulit di up grade dan digerakkan maka kesabaran adalah kuncinya, kesabaran tidak harus diam, justru dari kesebaran itu yang akan menghasilkan GERAK STRATEGI yang lebih mantab, belajar dari kesabaran maka terbentuk GERAK langkah PERBAIKAN, jangan pernah lelah dalam bersabar disetiap usaha kita. “……Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." ( Q.S. Al baqarah: 249).. ya!! Allah bersama orang-orang yang sabar maka kuasa Allah walau dengan sedikit orang jika dilaksanakan dengan kesabaran maka akan menghasilkan kemenangan.

KEISTIQOMAHAN, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita” (Q.s Al Ahqaaf:13) yups disinilah kuncinya ketika kita telah berikrar untuk berjuang di jalan dakwah ini dengan keistiqomahan yang mengakar maka tiadalah kita berduka cita itu janji Allah, saudaraku ketika kita telah memutuskan untuk membina maka tetapkan diri untuk terus istiqomah. Istiqomah itu ada dalam jiwa yang terimplementasi ke dalam perbuatan walau sering kita merasa kesakitan, capek, kurang, sempit sesungguhnya itu adalah bisikan-bisikan setan untuk kita, sungguh kecapekan, kekurangan, serta kesempitan itu tidak ada artinya bila dibanding dengan balasan ketika kita telah berikrar untuk istiqomah di jalan dakwah ini, Allah pasti memudahkan, perkecil rasa kecewa itu wujudkan dalam nuansa syukur maka kejayaan akan segera menghampiri,. Istiqomahlah dalam membina walau mungkin kita akan mendapati sedikit orang mengikuti yakinlah jika kita membersembahkan yang terbaik maka itu menjadi bekal terbaik kita untuk berpulang.

hai orang-orang yang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “berlapang-lapanglah dalam majelis” maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “ berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S. 58:11)

maka marilah kita berlapang-lapang untuk berilmu jangan lelah untuk memberi ilmu = mengajarkan yang mudah-mudah sebelum yang sulit-sulit…

hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemuiNya. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. (Q.s 84: 6-9)

Ayuuk membersamai dalam ilmu, dalam kebaikan kita tuliskan dalam kitab kita yang semoga kelak kita terima dari sebelah kanan kita dengan senantiasa menebar kebaikan serta ilmu kepada yang lain, saatnya menuliskan kitab-kitab itu dengan tinta-tinta emas kebaikan kebaikan kita melalui dakwah ini,

Semoga yang kecil ni dapat mengembalikan kita pada kaum Rasulullah dengan gembira.

Ukirlah keindahan hari esok dengan kerja maksimal hari ini, persiapkan generasi terbaik setelah kita bersama dalam memperbaiki diri, Insya Allah pertemuan di JannahNya akan nyata..

Waallahu a’alam bi showaf



Minggu, 07 November 2010

SRIKANDI selayak BIDADARI BUMI...


Bidadari itu...
begitu saya melihatnya....
seorang wanita yang jadi contoh dan tauladan saya di akhir-akhir ni...
contoh sebagai sesosok wanita yang lembut, baik, tangguh, cerdas, hmmm....
tak berlebihan jika saya menceritakan dan mengistimewakan di hati saya...
ya dia wanita yang mempunyai 4 orang anak namun saat ini ia harus merawat sendirian...
suami yang bekerja di jakarta namun beliau tetap bertahan di malang...
pertimbangannya ketika saya tanya adalah "karena saya masih mencintai kabupaten malang ini yang kadernya dikit" aah malunya diri ini....walaupun sebenarnya mudah saja beliau pindah ke jakarta namun tidak beliau lalukan ya karena cita-citanya untuk membesarkan dakwah ni di kabupaten malang yang memang kader dakwahnya sedikit...jadi teringat bunda siti hajar yang di tinggal oleh nabi ibrahim dengan bermodal aqidah yang lurus dan usaha maksimal tho bunda siti hajar masih tetap bertahan hidup... aaah sungguh kuasa Allah... maka tak layak pula jikalau kita berlebihan untuk bergantung pada suami kan memang yang memberi rezeki itu Allah jelas dengan usaha maksimal kita..
maka ada cerita tentang kesederhanaan dan kezuhudan beliau tanpa dibuat-buat, beliau tak pernah silau dunia....
pakaian, jilbab serta kehidupan sehari-harinya senantiasa mencontoh sunnah Rasul jarang sekali saya melihat beliau mengenakan baju atau jilbab baru yang berlebihan,,,,... Subhanallah zaman sekarang masih ada bidadari seperti ini....jilbabnya masih konsis seperti yang dulu.....dan bahkan setiap hartanya tak pernah disia-siakan untuk sendiri,, selalu bermanfaat... mobil beliau, 2 motor beliau, rumah bahkan uangpun... saya banyak belajar dari beliau..


tentang kezuhudan itu saya ada cerita...menjelang hari raya saya ditugaskan beliau untuk membagi-bagikan uang untuk desa binaan kami di kabupaten malang yang dimana daerah itu memang layak untuk diberi bantuan karena masy.yang miskin namun kebanyakan mereka masih mau ngaji...begitu mudahnya beliau memberikan uang tersebut kepada orang lain sedang mungkin beliau juga masih membutuhkan. prinsipnnya adalah harta ini bekal untuk kita keakhirat maka bagaimana harta ni bisa menjadi saksi kebaikan untuk akhirat kita kelak, begitulah saya sering diskusi dengan beliau yang membuat saya semakin ingin mentauladaninya...


itu kisah beliau tentang kesederhanaan, ada lagi kisah tentang sosok sebagai da'iah yang tak
pernah lelah untuk berdakwah walau tempatnya jauh di desa,
putra putrinya begitu memahami kerja umminya dan beliau selalu memahamkan kepada jundinya tentang esensi dan pahala jihad sejak kecil.....
beliau sering meninggalkan jundi-jundinya di rumah sendiri ketika beliau harus mengisi ta'lim di desa namun mereka tak pernah merengek maupun banyak menuntut ada umminya karena umminya selalu berkata "nak ummi cari bekal dulu ya untuk kita ke surga, adik mau ke surga kan? maka adik di rumah baik-baik ya sama ammah, ingat pesan ummi dengan janji adik tadi ma ummi dan perjanjian kita tadi ya, doain ummi ya sayang" duuuh merinding saya ini ketika mendengar kata-kata beliau kepada jundi-jundinya(ya sering juga saya dapat tugas untuk menjaga mereka, alhamdulillah)..kemudian putrinya yang kecil berkata, "iya ummi cari bekal yang banyak tapi ntr jangan lupa bawa kue ya buat ais dan mas...." bahkan dalam keseharian jundi-jundi kecil itu tak pernah luput dalam berdoa dan hafalan sudah banyak bagi mereka...sungguh umminya telah memberikan hak jundinya dengan baik walau kesibukan beliau untuk berdakwah.. aaah dalam hati berdoa semoga jundi-jundi saya kelak seperti mereka yang senantiasa merindukan surga sejak kecil....segerakan Ya Allah untuk menggenapkannya.. T_T.......

Kemudian sayapun sering sharing tentang keberkahan rumah tangga yang di mulai sejak sebelum kita menikah, proses hingga menikah dan kesabaran beliau....
memang sungguh keberkahan rumah tangga di mulai sebelum pernikahan itu...
proses pernikahan beliau bisa dikatakan cepat dan bahkan beliau tak mengenal suaminya sekarang waktu itu bliau ditawari nama oleh MRnya kemudian shalat istikhorah ta'aruf dan nikah...ya cepat sekali...memang beliau pada sebelum menikah sangat menjaga sekali bahkan beliau tidak akan mau minta bantuan ikhwan selama beliau bisa melaksanakan sendiri...ya sikap kemandirian yang diajarkan pada saya, ketelatenan, ketsiqohan, keterjagaan, serta aqidah yang lurus yang menjadi topangannya....itu dia....aaah sedangkan saya.... masih harus banyak belajar untuk ini.....belum lagi beliau mengajarkan tentang kerasnya untuk berwirausaha... duuh

maka Ya Allah ijinkan hamba meraih keberkahan rumah tangga saya kelak dimulai dari sekarang yang berusaha menjaga, saya sangat tak peduli dengan siapa calon bapak anak-anak saya kelak...namun yang terbaik yang dilakukan adalah senantiasa berproses memberbaiki diri untuk anak-anak saya kelak serta umat yang menanti kader ekonomi islam yang siap menibas kemiskinan dan kedzoliman kapitalis.....aaahhhhhhh....cita-cita itu kembali melambai-lambai...

Namun keteladan terbaik saya tetaplah umahatul mukminin, dan para sahabiyah...rindu ini...
teringat kisah fatimah, aisyah, dan istri umair bin saad tentang kesederhanaan ni mereka mengajarkan tentang fananya dunia yang melenakan sehingga tak sanggup menjadikan harta itu ada di hati, mengajarkan untuk ringan tangan, mengajarkan untuk tidak silau dengan dunia....ya mereka para bidadari dunia yang tak pernah redup cahayanya sampai kapanpun maka kami sebagai wanita akhir zaman HARUS SEMAKIN BANYAK BERKACA dan BELAJAR pada UMAHATUL MUKMININ dan SAHABIYAH... agar kami tak tergelincir dalam kesilauan dunia yang menyakitkan.... duuuh lindungi kami ya Allah.........

merindukan sosok
siti khodijah yang kaya namun merahmat
siti aisyah yang cerdas bermanfaat untuk umat
fatimah dengan kesederhanaannya yang menenangkan
zainab dengan keringan tangan dan ketangguhannya yang menguatkan dakwah....


mudahkan kami untuk senantiasa berproses, mempelajari serta metauladani mereka sehingga kelak kami dapat bertemu dengan Mu ya Rabb bersama mereka ya Rabb...

sungguh aku sekarang tak peduli siapa pemilik tulang rusuk ini namun saya yakin sekali pemilik tulang rusuk ini pun mempunyai cita-cita seperti diri dengan keridhoanMu...
maka tugas untuk mensucikan adalah tugas utama untuk saat ini...
kepadamu kaum muslimah tak pantas kita terlalu sering memperlihatkan diri tanpa kepentingan untuk dakwah....

semoga kita menjadi wanita akhir zaman yang sangat mengingat akhirat dan mengaca pada wanita-wanita di zaman Rasulullah tercinta ^_^

menjadi bidadari hanya untuk keluarga karena esensi dari bidadri itu sendiri indah, hadiah dan menarik maka itu hanyalah untuk keluarga kita kelak....
maka tak lupa layaknya srikandi yang senantiasa memanah untuk dakwah ini, untuk umat ini, untuk Indonesia... untuk perbaikan ekonomi.. menimbas kemiskinan, kapitalisme, kekafiran, kefakiran, kemusyirakan, kebodohan, kedzoliman dengan panah-panah dakwah ini...

sungguh dakwah ini butuh peran wanita yang lebih besar, peran untuk mendidik calon mujahid-mujahidah yang akan dipersembahkan untuk kejayaan islam ini..

maka layakah kita jikalau tidak dimulai saat ini? layak kah kita berkumpul dengan mereka jika tidak membiasakan diri seperti mereka....
biarlah dunia itu, mereka hanya sementara namun wajib kita manfaatin sebagai kendaraan untuk menatab Allah kelak...
perkenankan doa hamba yang lemah ini.... ^_^

BIDADARI itu layaknya SRIKANDI...

Bidadari itu...
begitu saya melihatnya....
seorang

BIDADARI itu layaknya SRIKANDI...

Bidadari itu...
begitu saya melihatnya....
seorang

Kamis, 04 November 2010

KEBERKAHAN YANG MENGHARAP


Keberkahan yang mengharap

Keberkahan sebuah kata yang sarat makna..sarat arti dan sarat dengan harap...

Hari ini saya memperoleh pelajaran berharga tentang keberkahan ini, sebuah pengalaman biasa namun mempunyai hikmah yang luar biasa, dimulai dari kemarin yang sepeda motor tiba-tiba terjatuh begitu saja kemudian mengakibatkan patah pada sandarannya kemarin menjelang maghrib maka saya bawa sepeda itu ke bengkel, kemudian diperbaiki yang memang waktu diperbaiki saya tinggal pergio untuk hajat penting, ya saya tinggal begitu harapannya kembalinya sudah selesai namun setelah saya kembali bengkel; tersebut telah tutup, ya..saya usaha untuk menghubungi pemiliknya namun ya sepeda bisa diambil keesokan harinya padahal keesokan harinya pagi-pagi sekali saya harus antar sekolah anak-anak, ya Alhamdulillah Allah masih menolong dengan pinjamna motor dari saudara.....selanjutnya saya ambil sepeda itu namun sepertinya masih ada yang janggal dengan sepeda titipan ini ya ternyata tempat olinya bocor, kalau ini harus sampai turun mesin padahal; juga baru beberapa hari yang lalu sepeda ini diperbaiki tak apa Insya Allah, oh ya saya ingat komputer pun lagi menginap di tempat service, aah titipan-tutupan Allah ini menjadikan saya untuk mengambil banyak hikmah tentang harta untuk fasilitas dekat dengan Allah ( Ya Allah betapa ujian-ujian itu padahal saat ini uang saya tidak lah cukup merawat mereka ya karena gaji bulan ini pun belum turun, namun aku tak akan pernah ragu atas rezekiMu). Begitu Allah mengajarkan hikmah,

Kemudian saya evaluasi dari setiap tindakan dan tingkah laku serta transaksi perekonomian saya, ya memang ada yang janggal pada diri ini sangat janggal, aaah betapa saya masih jarang mengingat Allah dengan penuh pengharapan padanya, betapa banyaknya maksiat yang telah tertoreh sehingga berakibat peringat indah ini datang, namun saya bersyukur dengan peringatan ini karena ia datang dengan cepatnya sehingga saya begitu mudah menyadarinya.......

Memang benar jikalau kita sudah sedikit berpaling dari Allah kehidupan kita akan berantakan...

Sungguh semakin bergantungnya diri ini pada Pemilik diri ini,


Duuh benar saya tak bisa berkutik dan hidup tanpa kasih sayang Allah....

Ampuni saya yang papa ini yang sangat jarang mengingatMu dalam kekusyukan......

Pelajaran ini sangat berharga menuju keberkahan yang mengharab sehingga revitalisasi dalam diri perlu dilalukan.. ya banyak sekali

Dengan tingkah laku kita apakah semakin mendekatkan diri kepada Allah atau malah sebaliknya,

Apakah dengan harta titipan dari Allah menjadikan kita semakin dekat dengan Allah dan fasilitas memperbaiki diri kemudian menebar pada sekitar, ya sudah ataukah belum?aah butuh banyak evaluasi dan bimbingan...

Apakah dengan perkataan ini menjadikan dekat dengan Allah atau.....?duuh ingat kan selalu hamba ini Ya Allah.

Aaah saya ndak tau kelak seperti apakah evaluasi diakhirat padahal setioap biji zahrahpun pasti ditanyakan.....


Maka sesungguhnya proses keberkahan yang sangat kita butuhkan bukan hanya kesuksesan, fasilitas berlebih, kekayaan, kecantikan, jabatan bahkan gelar kita...tak heran jikalau doa barrakallah senantiasa mengalir karena ini adalah Doa dari semua yang kita butuhkan....

Tentang keberkahan tak perlulah kita mendekte Allah karena Dia sangat tahu kebutuhan kita...maka keberkahan adalah kecukupan bagi kita dari segi apapun entah kita dalam keadaan lapang maupun sempit karena keberkahan itu mendatangkan sayang dari Allah sehingga dengan sayang dari Allah kita pasti mendapat bekal yang terbaik untuk berpulang kelak.....

Dalam hati kemudian bertanya apakah yang mendatangkan keberkahan itu bukannya ia tidak datang denan tiba-tiba? Benar keberkahan tidak datang dengan tiba-tiba. Keberkahan butuh proses untuk mencapainya butuh kerja untuk mewujudkannya sehingga menghasilkan cita, mimpi dan visi besar yang tertunduk pada ketergantungan penuh pada Sang Pemilik diri.

Kemudian mengalirlah proses itu dengan setiap ibadah-ibadah kita....


Sholat kita, sudahkah tepat waktu yang menghadirkan kekusyukan dan pengharapan penuh pada Illahi

Tilawah kita, yang mentajwid kemudian menresap arti dan makna yang terbaca kemudian terimplementasi pada kehidupan?

Shaum kita, sudahkah mengendalikan diri untuk hawa nafsu kemudian menjadikan diri tunduk pada keterjaan dalam godaan nafsu?

Dzikir kita, sudahkah menyatu dalam jiwa yang kemudian menjadi komunikasi berharga kita untuk Sang Kholiq, yang kemudian dzikir menjadi pengharapan dan rasa takut yang mendalam?

Qiyamul lail kita, berapa kali? Tepat waktukah? Memaknai tidak?aaaaaaaaaaah....... harus banyak belajar kepada Rasulullah tercinta L

Dhuha kita? Hanyakah berdasar untuk mencari rezeki, ooh no....



Kemudian penggenapan setengah dien (menikah) aah untuk ini saya sedang berproses untuk belajar agar kelak Allah sangat berkenan mendatangkan keberkahanNya kepada kami untuk cita-cita keluarga itu, ya dimulai dengan menjaga, mengurangi ikhtilat, mengurangi interaksi dengan ikhwan, bahkan entah rasa enggan berkomunikasi dengan ikhwan jika tak penting sering menyertai, tugas sekarang adalah terus, terus, dan terus memberbaiki diri yang kelak dan pasti pertemuan dalam satu visi, tujuan dan cita-cita terkabulkan oleh Allah pada waktu yang tepat, yang penting sekarang mempersiapkan dan menjaga...mengurangi maksiat ( Ya Allah semoga Engkau mengijinkan diri untuk segera menggenapkan karena ketakutan diri akan kemaksiatan, namun proses keberkahan berharap senantiasa membersamai)


Nah itu baru sebatas ibadah....

Belum lagi harta kita....

Apa, siapa, untuk apa, bagaimana memanfaatkannya....

Semakin saya belajar ekonomi islam semakin saya ni......


Lanjut tentang tiingkah laku kita....

Duuuuuuh masih banyak sekali yang membentuk keberkahan maka senantiasa evaluasi diri itu yang terpenting dan memperbaiki menuju kedekatan pada Illahi yang penuh...

Sudah ya sampai sini dulu...

Panggilan untuk bercinta pada Illahi telah berkumandang...

Saling mendoakan dalam keberkahan...

Kamis, 4 November 2010

Di sudut kesejukan kota Malang

Menjelang maghrib


Sabtu, 23 Oktober 2010

FoSSEI itu....(menurut saya)


Tentang FoSSEI

Organisasi ini yang mengajarkan saya banyak hal tentang ukhuwah tentang dakwah dan tentang ilmu yang membuat diri semakin menguatkan tekad untuk istiqomah dan berjuang di jalan dakwah ini.
Sebenarnya saya dulu ketika ditawari untuk membantu saudara yang menjadi presnas begitu ogah dan ragunya, namun setelah dipikir-pikir panjang dan dengan permohonannya maka saya putuskan untuk membantunya ya sebatas membantu saja tak lebih, posisi tetap pada kaderisasi seperti di CIES. Berjalannya waktu yang saya kira hanya satu tahun saja untuk kepengurusan saya namun ternyata diperpanjang.. duuh semakin diri ini terikat deh…..dan semakin hati ini melekat pada regional-regional yang pernah saya dampingi bahkan sampai sekarang saya pun masih sering disms mereka……sudahlah bukankah ukhuwah itu tak terbatas ruang, jarak dan waktu ya tak pa saya akan terus jadi saudara mereka, bahkan berharap sampai ke akhirat, aneh juga ketika keterikatan hati ini sesama saudara yang kita pun tak pernah bertemu namun ikatannya begitu kuat sekali bahkan sangat kuat yang menghadirkan pada setiap do’a-do’a rabithah ini dan doa untuk saling menguatkan, tak pernah bertatap muka, tak pernah berjabat tangan namun saling memberi tausiah, materi ekonomi islam, diskusi selalu mengalir dalam komunikasi kita…

Tak terasa rasa sayang meresap dalam hati secara halus, menyayangi dakwah ini, menyayangi ekonomi islam, suka diskusi dan saling membaca serta berbagi ilmu, menyayangi mereka para pejuangnya menyayangi dakwah ini, menyayangi organisasi ini dan yang penting sayang itu karena bermuara kepada Allah ya hanya kepada Allah karena berharap pertemuan denganNya bersama saudara-saudara yang sama-sama berjuang disini yang bersama mewujudkan ekonomi islam, menerawang cita-cita itu, saya semakin menguatkan tekad untuk tetap disini, memilih dengan pilihan berdasar pada keyakinan penuh kepada Allah saya yakin Allah pasti memudahkannya walau dibayar dengan usaha keras untuk mentarbiyah diri dalam ilmu ekonomi islam yang sebelumnya mungkin saya jarang memberikan kontribusi terbaik untuk ini… namun tekad itu akan kubajakan… Ya Allah kuatkan untuk mencapai visi saya untuk lanjut S2 di luar negeri dengan ilmu ekonomi islam yang kelak lanjut pada S3 yang diiringi untuk memperbaiki diri kemudian keluarga masyarakat dan lanjut kepada Negara…..

Banyak hal yang saya peroleh dari organisasi ini selain ukhuwah tapi keimanan dan komitmen serta karya nyata yang dibutuhkan untuk perbaikan diri dan bangsa ini. Menurut saya itu menjadi bekal penting untuk perjalanan selanjutnya, mungkin diri ni yang masih sangat lemah sehingga terus menguatkan diri dan berada terus dalam lingkaran iman itu agar keterjagaannya senantiasa menyertai.

Organisasi ini mengajarkan banyak hal.
Ketika kita berada pada posisi sebagai pelayan maka lakukan yang terbaik dengan rasa untuk saling menyayangi untuk saling memberi untuk saling menguatkan kemudian menjelma menjadi karya nyata.
Maka

Untukmu Kader FoSSEI dakwah ini tidak mudah namun tak sulit..

Untukmu saudaraku
Tentang ukhuwah kuatkan tekad serta lakukan yang terbaik untuk bangsa ini dengan saling menyayangi ( mungkin terlalu lebay sepertinya namun ini lah yang membuktikan hasil karya nyata) Rosulullah begitu kuatnya bertahan dalam berdakwah ya karena rasa cintanya kepada umatnya, bahkan menjelang wafat beliau berkata umati, umati, umati, begitulah Rosul tercinta kita, sedang kan kita?
Bersapa saudara saja jarang, menegur bahkan mendoakan serta member sangat jarang sekali bagaimana kita bisa menguatkan dakwah ini jika di internal kita masih ada keengganan untuk berbagi, namun FoSSEI bukanlah organisasi seperti itu karena dia menempatkan ukhuwah sebagai jargonnya tinggal pembuktiannya saja bagaimana kita senantiasa menghadirkan saudara-saudara kita dalam setiap doa-doa kita, saling menasehati, memberi, menyemangati serta saling berlomba untuk kebaikan.. inilah kuncinya dari ukhuwah itu,

Tentang dakwah
Organisasi ini bukanlah organisasi biasa yang sekedar berkumpul kemudian membuat visi dan misi yang diejahwantahkan menjadi program kerja namun disi ni kita berdakwah ekonomi islam, menjadikan sekitar kita lebih banyak mengenal ekonomi islam, menjadikan para pejuangnya lebih tahu tentang ekonomi islam dan hakikat dari aktifitas ekonomi kita untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah ya apakah para anggotanya dengan mengikuti acara-acara FoSSEI ini semakin menambah iman mereka, semakin takut tidak dengan Allah sehingga dari proses itu menghasilkan kerja dan karya yang lebih professional karena ini adalah bekal di yaumul hisab kelak. Maka FoSSEI tetaplah menjadikan dakwah ini berkembang dengan pesat se antero negeri ini, memperhatikan regional-regional yang butuh bantuan,

Tentang Ilmiah
Inilah yang menjadi landasan kita, landasan untuk memberikan kontribusi terbaik untuk negeri ini, dengan berilmu dengan semangat untuk berkompetisi menjadikan FoSSEI memiliki cahaya tersendiri untuk perbaikan umat. Jadi ingat tausiyah pak ali sakti FoSSEI ini tidak seperti KAMMI, HMI, PMII atau pergerakan lain yang mengandalkan semangat perubahan saja namun FoSSEI adalah organisasi ilmiah maka setiap kadernya dan anggotanya harus kuat secara teori-teori ekonomi dan pemikirannya selalu berdasar pada keilmiahan (aaah untuk yang ini saya masih harus sangat bekerja keras dan lebih agar segera terwujud cita-cita itu)
Negara ini tak hanya butuh da’i-da’I yang militan namun sangat butuh ilmuan-ilmuan yang lebih militan yang berjiwa pejuang (ya Allah ijinkan saya menjadi salah satunya dan yang terdepan)..
Maka budaya-budaya ilmiah menjadilah kebiasaan-kebiasaan kita seperti membaca, menulis, dan berdiskusi….

Saat ini mereka masih rakernas
Ada harap, doa dan karya untuk mereka dari diri ini..
Sebelumnya diri sudah mempersiapkan perbekalan untuk datang ke solo bahkan setiap doa tertorehkan selesai sholat, rindu mencari ilmu bersama, rindu bertegur sapa bersama mereka, rindu untuk saling memberi, rindu untuk saling sharing, rindu untuk saling menguatkan, rindu untuk memberi info, rindu untuk berkompetisi dan mengkaji ilmu itu.. ya kerinduan itu tersemai dalam doa …
Sebenarnya sudah beberapa hari sebelum rakernas adik-adik sudah bertanya, mbak ikut rakernas yuuk, mbak kutunggu di solo, mbak saya pingin banyak sharing ma anti, mbak saya ingin bertemu dengan anti…. Hmmm sebenarnya budget udah tersedia adiku namun beberapa pertimbangan menjadi pilihanku….
Tak ingin ku mengulangi seperti perjalanan rapimnas dulu yang harus berangkat sendiri ke semarang menaiki kereta itu, tak ingin kumengulangi seperti temilnas jogja yang memutuskan diri untuk berangkat sendiri juga dan tak ingin mengulangi keberangkatan sendiri menuju temilnas bali, sungguh tak ingin ku mengulanginya karena setiap perjalanan sendiri walau mungkin nyaliku berani sekali, walau mungkin teman-teman menganggap bahwa saya ini hampir.. aah biarlah..
Saat ini saya teringat dengan hadist Rasulullah bahwa sebaik-baik tempat untuk wanita adalah di rumah, mengingat pula ketika perjalanan jauh seorang wanita sendirian dapat menimbulkan fitnah dan teringat dengan nasehat seorang saudara untuk mengurangi perjalanan sendiri itulah yang menjadi pertimbangan saya,

Semoga doa ini sampai pada mereka, doa dari seoarang kakak yang mengharap diri dan adik-adiknya selalu memperbaiki diri bersama kapal FoSSEI ini…
Semoga komitmen ini akan tetap terjaga untuk mengembangkan ekonmi islam dimanapun berada walau dah ga aktif di kepengurusan namun ruh dan jiwa-jiwa ini semoga tetap membersamai…Insya Allah

Ditulis sebagai pengganti diri untuk adik-adikku yang bertanya dan yang kusayangi yang akan meneruskan estafet ini….
Semoga Allah senantiasa memberkahi dan menyayangi kita semua melalui FoSSEI
Sabtu, 23 Oktober 2010