BERBAIK DIRI DALAM IMAN, ILMU, AMAL, AKHLAK

JIWA INI NYATA TELAH DIPERJUALBELIKAN UNTUK KEMENANGAN, MENUJU JANNAH YANG DINANTI

catatan manis

Minggu, 28 Februari 2016

Gairah Cinta dan Kelesuan Ukhuwah

Sebait Catatan Nasihat
Ustadz Rahmat Abdullah (rahimahullah)

"Gairah Cinta dan Kelesuan Ukhuwah"

Setiap kita akan senantiasa diuji oleh Allah SWT pada titik-titik kelemahan kita.

Orang yang lemah dalam urusan uang namun kuat terhadap fitnah jabatan dan wanita, tidak akan pernah diuji dengan wanita atau jabatan.

Tetapi orang yang lemah dalam urusan wanita namun kuat dalam urusan uang, tidak akan pernah diuji dengan masalah keuangan.

Orang yang mudah tersinggung dan gampang marah akan senantiasa dipertemukan oleh Allah dengan orang yang akan membuatnya tersinggung dan marah sampai ia bisa memperbaiki titik kelemahannya itu sehingga menjadi tidak mudah tersinggung dan tidak pemarah.

Orang yang selalu berlambat-lambat menghadiri pertemuan forum dakwah karena alasan istri, anak, mertua, atau tamu akan senantiasa dipertemukan dengan perkara ‘mertua datang, tamu datang silih berganti’ di saat ia akan berangkat... terus begitu sampai ia memilih prioritas bagi aktivitasnya apakah kepada dakwah atau kepada perkara-perkara lain.

Kita semua harus memahami dan mengatasi segala kelemahan diri di jalan dakwah ini. Ingatlah, mushaf Al-Quran tidak akan pernah terbang sendiri kemudian datang dan memukuli orang-orang yang bermaksiat.

Sungguh teramat merugi... mereka yang mengikuti hawa nafsu kemudian pergi meninggalkan kebersamaan dlm dakwah ilallah, tanpa mau bersabar sebentar dalam ujian keimanan. Tanpa mau mencoba bertahan sebentar dalam dekapan ukhuwah..

Dan sungguh, Kecewa itu biasa dan 'manusiawi' yang luar biasa, siapa saja yang mampu beristighfar dan lalu berlapang dada serta bertawakkal pada-Nya.

Memang... Dakwah ini berat... karenanya ia hanya mampu dipikul oleh mereka yang :

1. Memiliki hati sekuat baja.

2. Memiliki kesabaran lebih panjang dari usianya.

3. Memiliki kekuatan yang berlipat.

4. Memiliki keihklasan dalam beramal yang meninggi.

5. Memiliki ketabahan seluas lautan, memiliki keyakinan sekokoh pegunungan.

Siapapun tak akan pernah bisa bertahan...melalui jalan dakwah ini... mengarungi jalan perjuangan... kecuali dengan KESABARAN!!!

Karenanya... Tetaplah disini... dijalan ini...bersama kafilah dakwah ini. Seberat apapun perjalanan yang harus ditempuh... Sebesar apapun pengorbanan untuk menebusnya...tetaplah disini...

Buanglah hawa nafsu dalam mengarungi perjalanannya, karena telah banyak yang bergugugran karenanya.

Gandenglah selalu iman kemana saja kita melangkah, karena iman akan menjagamu setiap waktu. Seburuk apapun, sekeruh apapun kondisi kapal layar kita, jangan lah sekali-kali mencoba untuk keluar dari kapal layar ini dan memutuskan berenang seorang diri... karena pasti kau akan kelelahan dan memutuskan menghentikan langkah yang pada akhirnya tenggelam di samudera kehidupan...

Jika bersama dakwah saja... kau serapuh itu...Bagaimana mungkin dengan seorang diri?? Sekuat apa kau jika seorang diri?

Senin, 22 Februari 2016

Virus Cinta Terlarang

VIRUS CINTA TERLARANG

“Jatuh cinta, berjuta rasanya,” itulah bunyi syair salah satu lagu lawas yang cukup terkenal di negeri khatulistiwa ini. Cinta adalah salah satu bentuk karunia Allah, Sang Khaliq, kepada seluruh umat manusia. Perasaan ini bisa melanda para muda belia atau juga para sepuh yang telah lanjut usia.

Cinta seringkali menjadi topik yang hangat dibicarakan dimana-mana, lengkap dengan berbagai definisinya. Mulai dari cerita di warung kopi, dalam syair para pujangga, di atas pentas para aktor, hingga di ujung pena insan media. Bersebab cinta lahirlah karya-karya fenomenal kelas dunia, sebut saja lukisan Monalisa yang memesona jutaan mata dan Istana Tajmahal yang indahnya bagaikan surga dunia. Namun, karena cinta pulalah pertumpahan darah terjadi untuk pertamakalinya di muka bumi ini. Ah, cinta memang rumit ternyata.

Rasa cinta dan kecenderungan ini adalah hal yang wajar dan dihalalkan oleh Allah SWT, jika disalurkan sesuai dengan fitrah manusia serta koridor-koridor yang telah ditetapkan dalam Islam. Bahkan Allah SWT menjelaskan dalam Al Quran, bahwa manusia memiliki kecenderungan terhadap beberapa hal.

“Katakanlah jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta-harta yang kamu usahakan dan perdagangan yang kamu takutkan kerugiannya, serta rumah-rumah kediaman yang kamu sukai lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan, sesungguhnya Allah itu tidak akan memberi petunjuk kaum yang fasik” (QS At-Taubah: 24)

Delapan hal yang disebutkan Allah dalam ayat di atas adalah hal yang wajar dicintai oleh manusia, akan tetapi tak boleh melebihi kadar kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Namun, ada hal lain yang perlu diwaspadai, yaitu ketika cinta sudah mulai buta, sehingga tak lagi tepat sasarannya. Contohnya adalah cinta atau kecenderungan kepada sesama jenis dan cinta kepada lawan jenis yang tak halal.

Terkadang, ketika sudah menikah, para suami atau pun istri relatif merasa aman, karena sudah memiliki pasangan yang sah. Bahkan sebagian menganggap masalah jatuh cinta, naksir-naksiran, dan virus merah jambu hanyalah cerita masa lalu yang cocoknya dijadikan bahan selorohan. Padahal, bukan hal yang tak mungkin lho, seorang istri atau suami tertarik pada orang ke tiga. Toh, para suami dan istri juga manusia biasa, yang punya perasaan, nafsu, dan punya hati. Lagipula setan tidak pernah pandang bulu dalam menggoda manusia, apalagi untuk tujuan memisahkan pasangan yang halal.

“Dari Usamah Bin Zayd berkata bahwasanya Rasulullah _salam sejahtera baginya_ bersabda : Tidaklah aku tinggalkan manusia, hidup dizaman sesudahku, mengalami ujian yang paling berbahaya, kecuali ujian lawan jenis”(Jami’ Ma’mar Bin Rasyid: 20608)

Sahabat Gamus... mari kita simak lima macam pintu masuknya virus cinta terlarang ke dalam hati. Jika tak waspada menjaga hati, maka virus ini bisa saja menjangkiti hati seorang suami atau seorang istri, dan itulah yang mungkin menjadi awal dari retaknya biduk rumah tangga.

Penulis: Sri Aktaviyani & Tutik Hasanah
Editor: Dayan Salsabila
Ilustrator: Dewis

Gadget Muslimah