BERBAIK DIRI DALAM IMAN, ILMU, AMAL, AKHLAK

JIWA INI NYATA TELAH DIPERJUALBELIKAN UNTUK KEMENANGAN, MENUJU JANNAH YANG DINANTI

catatan manis

Senin, 20 Juni 2011

Ikut arus berita TKI

Banyak kita mendengar maupun membaca berita tentang ini karena saat ini masalah TKI lagi panas-panasnya, saya pun punya sedikit pendapat tentang ini yang tertuang dalam curahan dari tulisan, tak jarang hati teriris ketika menyimak itu semua,…sapa coba yang tidak?
Melihat negeri seperti ini? Warganya mengungsi hanya meraih beberapa  real, ringgit maupun dolar, namun tak sebanding dengan sosial cost yang mesti terbayarkan akibat meraih puing-puing itu.
Sejenak berenung apa arti semua ini?? Biarlah para pembesar kita berfikir untuk solusi konkret, namun jika kita punya jalan keluar yang lebih konkret kenapa tidak segera di jalankan? Akan pusing, capek,  dan masih banyak lagi klo melihat permasalahan TKI seperti bola ruwet ini namun akankah kita diam jika sekitar kita ada yang mengalami, terenyuh juga dengan kisah suryati, darsem dan ratusan kisah para TKI itu yang banyak menganggap bahwa mereka adalah pahlawan devisa Negara tapi ya tak seperti itu pula nyari devisa yang katanya emang dari TKI ini adalah urutan kedua setelah perolehan migas.
Banyak mungkin yang terpapar masalah disini, rumit, namun masih ada optimistis.
Mereka sebagian besar adalah wanita yang bekerja di luar negeri yang sebagian besar memang dari pedesaan, ya pedesaan maka tak jarang ketika saya pun mengunjungi pedesaan di daerah saya banyak rumah yang sangat bagus kayak istana, setelah berdialog dengan mereka ya rata-rata para ibu adalah pekerja di luar negeri, sukses juga secara financial namun social costnya tak dapat terbayarkan, anak terlantar, suami main serong, ada kasus teman saya yang eprgi keluar negeri juga suaminya ampe nyabu dan mereka akhirnya bercerai, anaknya tak terawat.
Akar masalah sebenarnya kita pada tahu bahwa pasokan pekerjaan di desa yang sangat kurang, padahal potensi di desa sangat luar biasa jika ada ilmu dan nyang mau ngelolah disana. Para pemuda udah ogah tinggal didesa yang minim fasilitas, indentik dengan kemiskinan, dan orang-orang desa yang cerdas justru ia akan menetap di kota (maaf tapi ini tidak disemua daerah kok, ga bermaksud megeneralisir) menganggap bahwa tak ada peluang besar kita hidup di desa.
Begitupun dengan para ibu rumah tangga yang ia sangat tergiur dengan hasil tetangga sebelah, kemudian ditawari agen yang ia rela ke desa-desa. Hmmm…. Miris juga. Jika ada manajemen desa yang baik kemudian pekerjaan berlimpah ruah di desa, kesejahteraan mereka terjamin mungkin tak tergiur mereka kesana, so preventifnya ya kembali ke desa walau tak semudah membalikan telapak tangan. Tapi berusahalah kesana, walau sedikit yang kita lakukan memaksimalkan potensi yang ada. Agar merasa nyaman mereka. Kembali membina desa dengan pembinaan iman, pembinaan perekonomian, pembinaan pendidikan dan skill mereka tak jarang yang sukses kok di 33 kecamatan kabupaten malang aja permasing-masing desa masih ada produk unggulan dan ketrampilan mereka yang patut dikelolah lebih, dan juga pemaksimalan PNMP mandiri itu pula ya walaupun sebagian terselip di pejabat tapi ini bisa jadi alternative juga.
Semoga bisa menuju desa yang sejahtera…

1 komentar: