BERBAIK DIRI DALAM IMAN, ILMU, AMAL, AKHLAK

JIWA INI NYATA TELAH DIPERJUALBELIKAN UNTUK KEMENANGAN, MENUJU JANNAH YANG DINANTI

catatan manis

Senin, 24 Februari 2014

Rumah Peradaban

Bismillah...

Lama aku ingin menuliskan tentang ini tentang rumah peradaban sebuah bangunan peradaban islam dimulai dalam rumah tangga dimulai dalam rumah dan keluarga. Membentuknya dr lingkungan terkecil ini.

Kata ustad anis matta... keluarga adalah bangunan terkecil dan pondasi pertama dalam bangunan peradaban. Maka apakah kita masih bersantai untuk menyiapkannya? Bagi yg skrg yg sedang menantikannya maka bersabarlah dg kesabaran terbaik dg terus belajar. Sehingga ketika tiba saatnya kita sudah siap dengan persiapan terbaik. Klo laki laki menyiapkannya dg pondasi finansial. Nah kalau perempuan betapa ia punya kewajiban menyiapkan pondasi terkuat dalam keluarga baik secara ilmu maupun program kerana memang ini kewajiban seorang istri. So... tetaplah bertahan dan terus bertahan. ...
Dalam diri rumah peradaban yg teridam adalah ia mampu menjadikan tempat mengisi segala sesuatu bagi anggotanya. Ia mampu memberikan kebermanfaatan unt sekitar sehingga terwujud rumah nan rahmatan lil alamin yg bisa jd dasar keberkahan sebuah rumah.
Rumah yg mampu menjadikan sekolah/ pendidikan terbaik untuk anggotanya. ..
Dalam konteks saat ini saya sangat sepakat rumah peradaban yg bisa terbangun dr tiga karakter yaitu rumah cinta rumah kerja dan rumah harmoni... smg ini bukanlah cita cita yg berlebihan tp sebuah usaha untuk mencintai diri dalam dakwah untuk ikut serta membangun peradaban. Yuuk mari sedikit kita bahas satu persatu.

Rumah Cinta
Tanpa cinta hidup tanpa makna. Tanpa cinta Allah tidak menciptakan kita. Tanpa cinta Rasulullah tdk diutus ke bumi ini sbg penyebar petunjuk dr Allah. Tanpa cinta pula kita tdk akan bergerak memperbaiki diri dan sekitar kita.. maka rumah cinta adalah energi pertama bagi anggotanya unt menebar manfaat serta meraih cinta Rabbnya terkasih. Menciptakan cinta adalah pekerjaan hati yang ia akan sangat peka bekerja dg kedekatan pada Illahi Rabbi. Penguat ruhiyah. Penenang jiwa serta penyejuk mata. Maka program utama rumah cinta adalah taqarub illaha.. program penguatan ruhiyah... program penguatan karakter.. program penguatan jasadiyah serta program penguatan fikriyah. Bismillah smg bisa terwujud unt membentuk rumah cinta ini

Rumah Kerja
Hmmm... ia mampu menjadikan rumah ini terus produktif dg kebaikan kebaikan... menghasilkan suatu produk untuk kehidupan keluarga ni.. rumah yg bisa memberikan ruang kerja kenyamanan unt memberikan kebermanfaatan bagi sekitar. Entah rumah ini menyokong perekonomian keluarga maupun bisa jd markas unt bekerjanya umat umat yg senantiasa menebar manfaat.. sungguh cita cita ini bertujuan untuk menjadikan rumah itu jadi saksi kami di yaumul hisab kelak... Allah perkenankan hamba untuk terus bekerja meraih cintaMu.

Rumah harmoni
Sebuah konsep hanya bertujuan untuk memberikan manfaat buat sekitar rumah. Sehingga adanya rumah itu dg tidak ada nya sangat berbeda. Kebermanfaatannya dirasakan oleh tetangga. Hmm untuk bermanfaat tidak harus kita beri materi namun memberi manfaat adalah pekerjaan ketulusan hati yg bisa mengharmonikan dg kejayaan islam.
Ada program sederhana dalam rumah harmoni ini bisa berupa rumah baca. , rumah bermain, rumah karya untuk ibu ibu. Maka yang jadi pertanyaan. Sudahkah kita menyiapkan diri sbg manusia yg bisa memberikan manfaat. Hmm pasti lelah kelak. Pasti capek .. namun apakah azzam kita pupus jika jaminannya surga dan kasih sayang Allah kehidpan yg kekal abadi. Bukankah sebaik baik orang adalah yg paling banyak manfaatnya... semoga.. insan yg berusaha terus belajar ini bisa terus memberikan manfaat.. aamiin..

Berharap di negeri ini semakin banyak rumah cinta kerja harmoni.. sebuah cita cita yg menjadi batu bata peradaban islam. Berharap negeri yg senantiasa diberkahi Allah...

Dan semoga tulisan kecil ini bisa tebar inspirasi unt kita semua.
terima kasih sudah berkenan mampir... mohon doanya ya...
Kritikan dan saran selalu penulis nantikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar