BERBAIK DIRI DALAM IMAN, ILMU, AMAL, AKHLAK

JIWA INI NYATA TELAH DIPERJUALBELIKAN UNTUK KEMENANGAN, MENUJU JANNAH YANG DINANTI

catatan manis

Jumat, 31 Desember 2010

Momentum Berganti Tahun


Momentum berharga ketika kita telah mengganti kalendar kita..
monentum ini tercipta, menggapai untuk terus berenung.
Merenungi selayak apakah setiap modal yang telah diberikan oleh Pemilik diri ini

para sahabat Rasulullah dulupun tak pernah lupa untuk terus mengevaluasi diri , waktunya digunakan untuk apa, kembali berenung tentang waktu ini tentang apa-apa yang telah dimodalkan Allah kepada kita..

Waktu menjadi modal utama dalam menggapai tabungan untuk kehidupan nyata kita kelak. diakhirat. Belajar pada masa kejayaan islam terdahulu banyak ulama yang sukses untuk memanfaatkan modal dari Allah terhingga kerja, karya yang bermanfaat tersai sampai saat ni

belajar sejenak dari mereka akan arti waktu menurut para pengemban waktu yang berharga

Ibnu Mas’ud
Beliau salah seorang sahabat yang mulia, beliau pernah berkata, “Aku belum pernah menyesali sesuatu seperti halnya aku menyesali tenggelamnya matahari, dimana usiaku berkurang, namun amal perbuatanku tidak juga bertambah”


Amir bin Abdi Qais
Beliau seorang tabi’in yang zuhud. Ada seorang pria berkata kepadanya, “Berbincang-bincanglah denganku”. Amir bin Abdi Qais menjawab, “Tahanlah matahari” Artinya, “Cobalah hentikan perputaran matahari, jangan biarkan ia berputar, baru aku akan berbincang-bincang denganmu. Karena sesungguhnya waktu ini senantiasa merayap dan bergerak maju, dan setelah berlalu ia tak akan kembali lagi. Maka kerugian akibat tak memanfaatkan waktu adalah jenis kerugian yang tidak dapat diganti atau dicarikan kompensasinya. Karena setiap waktu membutuhkan amal perbuatan sebagai isinya”


Hammad bin Salamah (91 H - 167 H)
Musa bin Isma’il At-Tabudzaki pernah menuturkan, “Kalau aku mengatakan kepada kalian bahwa Hammad bin Salamah tak pernah tertawa, niscaya aku tidak berdusta. Beliau itu memang orang yang sangat sibuk. Kegiatannya hanya meriwayatkan hadits, membaca, bertasbih atau shalat. Beliau membagi-bagi waktu siangnya hanya untuk itu saja”

Muridnya sendiri, Abdurrahman bin Mahdi, pernah menuturkan, “Kalau ada orang yang berkata kepada Hammad bin Salamah, “Engkau akan meninggal besok”, niscaya Beliau tidak akan mampu lagi untuk menambah sedikitpun dalam amalnya”

Yunus bin Al-Mu’addab menegaskan, “Hammad bin Salamah meninggal dunia saat beliau shalat. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepadanya

Muhammad bin Suhnun (202 H-256 H)
Al-Maliki menuturkan, “Muhammad bin Suhnun memiliki seorang sariyyah, budak wanita milik sendiri- yang bernama Ummu Mudam. Suatu hari ia bertandang ke rumahnya. Saat itu beliau sibuk menulis buku di malam hari. Datanglah saat santap malam. Budak itu meminta ijin masuk kamarnya, “Saya sedang sibuk’, ujar Muhammad.

Karena terlalu lama menunggu, maka sang budak menyuapkan makanan itu ke mulut Beliau sampai Beliau mengunyahnya. Hal itu berlangsung lama, dan Beliau tetap dalam kondisi demikan, hingga datang waktu shalat subuh.

“Maaf, aku sangat sibuk sehingga melupakanmu tadi malam wahai Ummu Mudam.Tolong berikan makanan yang engkau tawarkan tadi malam!” Tuanku, demi Allah, aku sudah menyuapkannya ke mulutmu”, ujar budak itu heran. “Lho, kok aku tidak merasakannya?”, tanya Muhammad lebih heran lagi

Ibnul Khayyath An-Nahwi (Wafat tahun 320)
Konon beliau belajar di sepanjang waktu, hingga saat beliau sedang berada di jalanan. Sehingga terkadang beliau terjatuh ke selokan atau tertabrak binatang.

Al-Hakim (Wafat 334 H)
Abu Abdillah bin Al-Hakim Asy-Syahid, putra beliau menuturkan tentang Bapaknya, “Beliau adalah orang yang gemar berpuasa Senin dan Kamis, dan tidak pernah meninggalkan shalat malam saat bepergian dan saat tidak bepergian. Bila duduk, maka pena, buku dan tinta selalu berada ditangannya. Beliau adalah menteri pembantu Sulthan. Ia bisa memberikan izin bertemu Sulthan bila orang itu belum mendapatkan izin. Kemudian beliau sibuk menyusun tulisan ilmiah. Bila sudah demikian, maka orang yang masuk menemuinya pasti hanya berdiri saja. Hal itu dikeluhkan oleh Abul Abbas bin Hammuyah, ‘Kami biasa masuk menemui Beliau, tapi Beliau tidak menyapa kami sedikitpun. Beliau hanya mengambil pena dengan tangannya sendiri, dan membiarkan kami berdiri di pojok rumahnya’.”

Al-Hakim Abu Abdillah Al-Hafizh, penulis Al-Mustadrak, menceritakan, “Aku pernah hadir pada pengajian malam saat Al-Hakim Abul Fadhal mendiktekan hadits. Tiba-tiba masuk Abu Ali bin Abu Bakar bin Al-Muzhaffa, seorang amir. Ia berdiri di dekat Beliau, namu Beliau tak sedikitkpun bergeming dari tempatnya. Kemudian beliau memaksanya keluar dari pintu depan., ‘Hai Amir, pergi saja, hari ini bukan giliran Anda!’”

Begitulah sebagian potret kehidupan ulama dalam memanfaatkan waktu, bagaimana dengan kita?

Sumber: Sungguh Mengagumkan Manajemen Waktu Para Ulama, Syaikh Abdul Fattah. Penerbit: Zam-Zam

selalu indah belajar dari para pendahulu kita, para pencinta ilmu, par apemanfaat waktu, para kekasih Allah.
sungguh indah konsep yang dilaksanakan oleh mereka tak luput dari setiap waktunya termanfaat dengan baik, selalu da makna, selalu tertoreh kerja dan karya..sehingga sejarah pun mencatatnya
begitupun banyak ayat Al Quran yang menjelaskan tentang pentingnya waktu.dalam surat al ashr:

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.


poin penting yang terambil waktu modal utama
momentum pergantian tahun menjadi penting ketika kita telah memiliki plan jelas hendak kemana dan berbuat apa di tahun 2011 ni sehingga kita tak ragu memasuki tahun ni ..
butuh visi jelas untuk setiap memasuki tahun baru sehingga kelak dalam raport kita tertulis indah setiap amal karena kita berusaha untuk berencana...
membuat visi adalah keharusan ditiap pergantian umur dan tahun yang kemudian pun harus terealisasi dalam kerja nyata.
mmebangun komitmen kembali

Bissmillah 2011

berVisi
BELAJAR, BEKERJA, BEKARYA,
MENGAJAR, MENGABDI, MEMBAGI

berMisi
  1. menjadikan tahun 2011 adalah momentum untuk terus belajar setiap apa yang terjadi terutama terus belajar tentang ISLAM, kerumahtanggan, dan ekonomi islam
  2. menjadikan tahun 2011 adalah gerbang perubahan diri saya.. menyegerakan untuk mengasilkan kerja nyata sehingga program menuju kemandirian tercapai
  3. menjadikan tahun 2011 adalah gerbang nyata untuk KARya -karya yang ditorehkan
  4. mengajar menjadikan jiwa dalam diri ekonom rabbani karena ini adlaah estafet perjuangan ditahun 2011 program itu layak untuk segera tersampai
  5. mengabdi adalah ruh kehidupan menuju kebermanfaatan maka menjadikan diri yang selalu memberikan pengabdian penuh kepada masyarakat dan amanah yang teremban
  6. membagi adalah keharusan jiwa diri ini.. sehingga amal-amal yang tak tersadari mampir dalam diri.. keep menginspirasi.
untuk proker.. include di proker 1432 H..dan untuk detail tak tertulis disini ..intinya untuk terus berkomitmen menulis, kerja, mengabdi, persiapan sekolah lagi
bissmillah 2011 gerbang nyata menuju keluarga, masyarakat, negara telah terbuka memastikan diri ikut serta dalam kerja-kerja untuk INDONESIA terCINTA :)
mohon doa.. 2011 membuat gebrakan perbaikan

1 komentar:

  1. Kutipan hadis yang bagus.... kesehatan dan waktu (luang) memang merupakan nikmat yang serin terlupakan dan terbuang.

    terima kasih

    BalasHapus