BERBAIK DIRI DALAM IMAN, ILMU, AMAL, AKHLAK

JIWA INI NYATA TELAH DIPERJUALBELIKAN UNTUK KEMENANGAN, MENUJU JANNAH YANG DINANTI

catatan manis

Rabu, 16 Februari 2011

Hikmah Membeli


beberapa waktu lalu mengunjungi pusat itu..
pusat perbelanjaan, pusat transaksi perekonomian di daerah saya..ya bisa dibilang pasar tradisional

ada banyak cerita, jeritan serta pertanyaan dalam hati ketika berusaha menyapa penghuni disana,
depan suatu "bedak"/toko tempat jualan makanan pokok. bertanya pada ibu-ibu penjual
" bu pripun ten pasar niki rame nopo mboten" (bu bagaimana kondisi pasar rame tidak?)tanya saya pada si ibu penjual
jawabnya"oalah nduk-nduk pasar saiki ora rame koyok pasar biyen" (pasar sekarang tidak serame dulu)deg....
tanya saya lagi.." pripun saged ngoten bu" (bagaimana bisa begitu) ni pertanyaan saya berusaha nyari apa yang mereka rasakan
setelah helaan panjang ibu itu menjawab

" cobo saiki okeh koyok indomaret, alfamaret..opo maneh kuwi..wes seng ning embong gede kuwi lho, benar iki ndeso tapi yo akeh banget to toko-toko koyo ngono, kan iku uwong-uwong luweh seneng tuku neng kono lho, coba bayangno nduk ndek toko iku papane neng embong gedhe tur ga usah angel-angel golek barang, saiki cubo kowe deleng nduk neng pasar okeh dalanan rusak, jembrek, lan rusu, dadine yo ngene uwong-uwong wegah nang pasar koyo ngene, oalah nduk aku iki wong cilik kok yo'o dodolan iki wes dadi penguripanku, saiki wes mundak kurang seng tuku wae neng pasar iki, tambah sepi nduk"

menunduk saya mendengarnya..baik saya terjemahkan ya, begini

"coba sekarang banyak indomaret, alfamaret, apa aja itu, di jalan besar, benar ini desa tapi banyak toko-toko seperti itu, kan jadinya orang-orang lebih senang beli di tempat itu, coba bayangkan nduk, di toko itu tempatnya yang di jalan besar jadi ga susah-susah cari barang, sekarang coba kamu lihat di pasar banyak jalanan rusak, becek, dan kotor jadinya ya gini orang-orang ga mau ke pasar, oalah nduk aku ini orang kecil kok ya jualan ini jadi penghidupan saya sekarang, semakin berkurang pembelinya di pasar ini, tambah sepi nduk"

hmm... sedikit menangkap perbincangan itu, mungkin ini hanya salah satu pasar di daerah saya saja dan mungkin belum tentu daerah lain...

ya kita lihat banyak pasar tradisional yang sudah terabaikan terutama di pedesaan padahal toko-toko ritel dengan mudahnya masuk desa tanpa diimbangi pula dengan perbaikan fasilitas di pasar dimana hal ini dapat mengurangi pendapatan penjual di pasar tradisional, sedangkan memang masyarakat lebih suka beli di toko-toko tersebut, ya tidak apa-apa kan emang ini termasuk persaingan usaha juga, namun betapa mudahnya pemerintah untuk meloloskan usaha-usaha tersebut dan tak mudah mereka memperbaiki fasilitas-fasilitas rakyat jelata.

ini pun kasus-kasus akhir-akhir ini yang ada di malang tentang rencana penggusuran pasar tradisional menjadi mall, begitu mudah pemerintah memberikan ijin untuk pendirian-pendirian pusat perbelanjaannya yang notabenenya dapat sedikit-demi sedikit membunuh ekonomi kecil....

aaah mungkin mereka punya banyak alasan untuk dapat mensejahterahkan dalam tanda kutib besar...

tak sanggup melihatnya. ekonomi negera ni? apakah benar telah mensejahterakan kalau dalam ekonomi islam endingnya ekonomi adalah falah, padahal pertumbuhan ekonomi tahun 2011 ini mengalami peningkatan mencapai 6,6 %.....apakah masyarakat kecil merakan juga?
mencapai sejahterakah mereka?

berfikir bahwa jika kita belajar ekonomi ataupun ekonomi islam maka bagaimana kita bisa menjadikan ilmu kita lebih bermanfaat dan kita lebih kontributif untuk ini...

sektor riil bagaimana kita menyentuhnya, kebijakan pemerintah,
sedikit berusaha dengan tetap belajar tentang hakikat ekonomi islam yang saya pelajari di bangku non formal membuat diri semakin gemes melihat kondisi ini...
berusaha mencoba menghidupkan sektor riil ...
bagaimana bisa mensejahterakan sekitar?
bertransaksi adil, jujur, profesional...

entah cita-cita itu selalu melambai untuk terus diusahakan bahwa suatu saat pasti ada
pasar tradisional yang semua penjualnya dari masyarakat kelas bawah, mereka memngikuti peminaan untuk semakin dekat dengan ALLAH, sehingga mencapai transaksi adil, jujur, terpercaya, profesional, penjual dan pembeli merasa nyaman bertransaksi, adanya keikhlasan dan kebermanfaatan serta barokah di tiap transaksi mereka selayak zaman rasulullah.

jadi teringat pesan bahwa satu orang pedagang yang jujur pahalanya luar biasa, bahkan sembilan dari 10 pintu rezeki itu di tangan para pedagang yang jujur...

maka teringat dalam diri kekita hendak membeli barang yang ditanya tak hanya dibutuhkan ato tidak tapi apakah bisa meraih nilai sosial tidak?

begini
apakah dengan membeli barang ni bisa memberikan kebermanfaatan bagi yang lain ya buat pedagangnya, semoga dengan apa yang kita beli kepada mereka membuat keberkahan dan kelegaan tersendiri bagi mereka yang membutuhkan tidak hanya membeli pada pemilik modal besar saja jika dimasyarakat kecil ada dan kualitasnya sama...
aaah rindunya.. pasti suatu saat nanti satu pasar saja untuk menerapkan bertransaksi adil PASTi terwujud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar