BERBAIK DIRI DALAM IMAN, ILMU, AMAL, AKHLAK

JIWA INI NYATA TELAH DIPERJUALBELIKAN UNTUK KEMENANGAN, MENUJU JANNAH YANG DINANTI

catatan manis

Selasa, 22 Februari 2011

Menyiapkan Masyarakat


“Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil, lalu yang hak itu menghancurkannya, maka

dengan serta merta yang batil itu lenyap."Al-Anbiyaa': 18

"Dan bahawa (yang kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka itulah dia dan janganlah

kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), kerana segalajalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.

Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa". (Al-An'aam: 153)

Dua ayat diatas yang mnendasari untuk terus bergerak,

Menyaksikan Indonesia saat ini, setelah kemarin menyaksikan proses pergulatan di DPR, melihat kemiskinan dimana-mana, degradasi moral, keterbodohan, kerusakan yang lain..menjadikan diri untuk semakin kencang melaju untuk berkontribusi bagi sekitar, menyiapkan masyarakat untuk semakin berbaik dalam iman, amal serta akhlak

Memang sudah fasenya diri ini menyiapkannya, menyiapkan masyarakat lebih baik. Begitu saja ingin menangkap makna dalam tulisan. Jiwa yang selalu rindu perubahan, perbaikan serta cita-cita akan tegaknya islam dimuka bumi, setelah fase di kampus dilalui saat ini waktu tepat untuk membaur dengan masyarakat agar tersai manfaat apa yang telah saya peroleh dari dunia kampus. Ada banyak rasa ketika menghadapi realita di masyarakat, saat ini pula teori-teori itu harus diaplikasikan dalam dunia nyata.

Medanya sudah berganti dulu di kampus yang senantiasa berada dalam zona nyaman namun saat ini dituntut untuk lebih berkontribusi kepada masyarakat, tak sama karena disini butuh banyak metode dan cara yang unik dan beda dengan dunia kampus. Tak sama metode antara desa dan kota, antara di pekerjaan dan mahasiswa. TAK SAMA..

Mungkin sering bergelutnya dengan masyarakat desa mereka lebih pragmatis berfikirnya, ketika hendak menyampaikan yang haq selalu ada Tanya dan celetukan

“dapat apa aku dengan ikut acara ni, dapat sembako tidak? Pekerjaan dapat tidak?”

Ya begitulah sebagian besar masyarakat kita yang senantiasa berfikir pragmatis, maka tak hanya mengingat dalam kata namun kita butuh aplikasi nyata untuk memberi solusi, hmmmm selalu ada Tanya ?? tak cukup dengan kata? Sekali lagi tentang ekonomi selalu menjadi permasalahan hidup, memang benar

Kefakiran dapat mendekatkan pada kekafiran,

Berusaha bergerilya disini, menyiapkan masyarakat tak cukup dengan kata-kata namun kerja nyata dengan mensejahterahkan mereka,berusaha tak jadi penghalang untuk terus berbagi, menikmati seperti apa yang dikatakan oleh ust.rahmat Abdullah

Sejarah telah diwarnai, dipenuhi dan diperkaya oleh orang-orang yang sungguhsungguh.

Bukan oleh orang-orang yang santai, berleha-leha dan berangan-angan.

Dunia diisi dan dimenangkan oleh orang-orang yang merealisir cita-cita, harapan dan

angan-angan mereka dengan jiddiyah (kesungguh-sungguhan) dan kekuatan tekad.

Namun kebatilan pun dibela dengan sungguh-sungguh oleh para pendukungnya, oleh

karena itulah Ali bin Abi Thalib ra menyatakan : “Al-haq yang tidak ditata dengan

baik akan dikalahkan oleh Al-bathil yang tertata dengan baik”.

Berusaha dengan sungguh-sungguh menyiapkannya sebagai bekal, walau sering menemui benturan itu, benturan untuk memberi solusi perekonomian maka kita tak layak untuk menghindar, berusaha membuat daya yang dimulai dengan hal kecil.

Oh ya sedikit pesan untuk akhwat yang pernah dinasehatkan dalam diri

akhwat itu sangat diajurkan untuk menjelup dengan masyarakat namun tak boleh tercelup oleh mereka, akhwat selayaknya lebih peka dengan lingkungan sekitar karena kita yang mudah masuk ke mereka. Harus menyiapkannya terutama mungkin bagi yang belum nikah, wah maaf sedikit bercerita untuk menyiapkan masyarakat ini menjelang pernikahan kita, karena sebagian aktifis dakwah mereka gagal mencapai proses pernikahan yang sesuai islam dan dia tak banyak didukung oleh masyarakat sekitar dengan konsep yang ditawarkan sesuai syar’I malah bisa jadi fitnah antar masyarakat karena keterasingan prosesi pernikahan kita, yang ada hijab, pisah antara laki-laki dan perempuan, tak ada adat yang mengikutinya, maka selayaknya seorang akhwat lebih peka untuk menyiapkan masyarakat ini, entah itu sering mnengikuti kegiatan ibu-ibu, sholat di masjid asal tetap dengan batasan syari, jadi mengingat bahwa fase disini lebih menantang dan lebih membutuhkan banyak kontribusi, jangan sampai ketika kita kembali tapi masyarakat tak merasai manfaat kehadiran kita padahal kita adalah aktifis dakwah, bisa saja kita aktifis kampus dan belum tentu kita mampu menjadi aktifis kampong, maka belajar dari hal kecil terlebih dahulu.

Jangan pernah lelah untuk terus menebar benih kebaikan walau benih itu berada dalam tanah yang tandus, dia akan bisa menjadi tanaman indah bagi sekitar yang tandus jikalau dia mampu untuk mencari sumber lain dan berusaha sabar serta istiqomah menuainya Insya Allah dengan pertolongan Allah daerah itu akan menjadi subur,

jangan pernah henti untuk memberi cahaya, walau cahaya kunang-kunang kecil namun jika dia disatukan dengan banyak kawan pasti menjadi cahaya yang menunjukan, berusaha untuk terus tegar dalam berjuang ditengah ketersendirian karena banyak malaikat yang membantu..

mohon doanya kawan semoga persiapan ini bisa matang hingga waktu itu datang dan menjadi cahaya indah untuk negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar