BERBAIK DIRI DALAM IMAN, ILMU, AMAL, AKHLAK

JIWA INI NYATA TELAH DIPERJUALBELIKAN UNTUK KEMENANGAN, MENUJU JANNAH YANG DINANTI

catatan manis

Minggu, 13 Februari 2011

pelajarannya


bissmillah...
memperoleh pelajaran indah dari para pejuang Allah di bumi cinta....

berawal dari kepulangan mengambil pahala indah, menanti seorang umahat untuk berbagi bersama dengan diri...bercerita tentang hakikat kita berada dalam barisan dakwah ini yang penuh dengan keindahan kisah masing-masing pengembanannya...

berbagai rasa telah menyatu dalam bingkai ukhuwah indah bersama jamaah, entah saya mau memulai dari mana ketika hendak berbagi tentang kisah-kisah yang menginspirasi saya sebagai pencari bekal berpulang...

ada sosok yang ibu-ibu yang dia rela menyerahkan seluruh jiwanya untuk dakwah ini, bahkan ketika putra-putrinya sakit diapun menyempatkan diri untuk hadir dalam majelis hanya untuk minta maaf karena tak bisa datang padahal jarak waktu antara rumah beliau dan tempat satu jam perjalanan, prinsipnya adalah saya harus berkontribusi walau anak sakit, "insya Allah sebentar saya tinggal untuk ijin"....aaah malunya ketika mendengar hal itu yang terlampau sering diri membuat-buat alasan untuk seruan kebaikan agar sedikit menangguhkan, padahal secara dipikir-pikir para umahat itu yang memiliki putra banyak, kemudian harus ngurus suami, rumah, lingkungan masyarakat, negara ia sangat mampu dan intiba'nya yang luar biasa bila dibandingkan dengan akhwat yang belum menikah padahal tanggungan akhwat yang belum nikah mungkin lebih sedikit daripada umahat namun seringnya kami yang masih punya banyak alasan untuk menghindar....

ada lagi umahat yang telah merelakan putranya mengikuti pengembaraan dakwah di pelosok desa untuk saling berbagi dengan anak sekitar desa yang memang mereka butuh,

bertambah kisah tentang para pejuang zaman sekarang yang ia rela memberikan kontribusinya yang maksimal ke kepolosk desa hanya untuk mengingat kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar padahal rumahnya jauh di kota namun ia memberanikan diri untuk ke desa dengan motor butut dan selalu membawa putranya untuk kesana,
terselip guyonanan kami " ni ibu pembabat alas sejati " berani membuka lahan dakwah di tengah desa yang jauh dari peradaban kota, memberanikan diri menyusurui hutan, ladang, bahkan gunung, padahal ia seorang umahat yang mempunyai putra banyak dan amanahnya yang luar biasa namun tak lelah untuk berbagi.. subhanallah selalu ketika berinteraksi dengan mereka ada jawab yang mengoyak hati

" aaah ini masih sangat belum seberapa bila dibandingkan dengan perjuangan para umahat di palestine, asma' binti abu bakar yang kala itu ia menyusuri ladang tak bertuan hanya untuk memberi makanan untuk Rasulullah dan abinya, dengan perjuangan fatimah kala menumbuk gandum, dosa kita jauh lebih banyak dari amal kita.. jauuh sekali, surga itu terlalu istimewa maka ini masih sangat kecil jika bercita untuk menebusnya" selalu merinding jika berdialog dengan mereka, alhamdulillah masih berada dalam buaian cinta mereka yang tak lelah untuk mengingatkan akan hakikat kehidupan ini, tak ada keluhan dari mereka namun senyum selalu didapat dari mereka.

bukankah diri ini memang telah di jual untuk Allah?
maka mengapa kita tidak mempersembahkan yang terbaik kepada pembelinya sehingga imbalan yang diterimapun layak untuk kita sebagai penompang panas dan siksa di yaumul hisab?

berfikir lagi jikalau kita sangat sulit beribadah dengan khusyuk, bergerak, sulit berbaik maka bekal apa yang akan ditampilkan dengan indah kelak? bukankah dosa-dosa kita sangatlah banyak, sanggupkah kita menebusnya kelak jika tidak dengan amalan-amalan yang indah.
padahal di luar sana pada berebut untuk meraih banyak kebaikan agar kelak pertemuan dengan Allah semakin dekat dan erat, inilah kompetisi sejati sebenarnya memperebutkan kedekatan penuh pada Illahi..

bercermin pada banyak tauladan dalam perjalanan dakwah ini merasakan masih perlu banyak untuk berkontribusi nyata di negeri ini, jangan pernah manja dengan setiap fasilitas yang tersedia, jadikan dia penyokong utama dalam jalan ni, karena tantangan ke depan jauh lebih indah dibanding sekarang.

berusaha untuk terus belajar tanpa henti yang diiringi dengan kontribusi nyata,
teruntuk saudara-saudariku yang sering terlukai dalam benturan indah di organisasi, bukankah surga Allah masih jauh, mengapakah kita masih sibuk berfikir untuk sakit, padahal dia sangat indah sebagai bekal di yaumul hisab jika kita berusaha legowo dan mengupayakan dengan semaksimal mungkin untuk perbaikan?...

bukankah disana masih banyak yang butuh kontribusi kita? masih amat banyak PR kita?

*sedikit berbagi teruntuk saudariku yang sering bertanya nun jauh dari pandangan mata, semoga cerita ini memberikan semangat tersendiri untuk kita dalam melangkah pasti untuk torehan indah di yaumul akhir kelak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar