BERBAIK DIRI DALAM IMAN, ILMU, AMAL, AKHLAK

JIWA INI NYATA TELAH DIPERJUALBELIKAN UNTUK KEMENANGAN, MENUJU JANNAH YANG DINANTI

catatan manis

Jumat, 22 April 2011

Bertanya Lagi

tiba-tiba terasakan dalam diri akan apa yang dihadapi saat ni menjadi renungan yang berarti, menjadi saksi berharga untuk kebangkitan umat. kembali mengingatnya yang dulu sungguh luar biasa apa yang dilaksanakan pada saat-saat mahasiswa, banyak agenda dalam satu waktu terlaksana dengan baik...

banyak berkata harus, kesana kemari iya, asal sesuai dengan cita-cita peradaban itu,
saat mahasiswa sangat mudah digerakkan, sangat mudah bergerak sejauh apapun itu, beridealisme yang tinggi, tidak pernah mengenal capek, mengenal lelah, dari daerah ke daerah,
dari satu rapat-ke rapat yang lain, dari satu lomba ke lomba yang lain, dari satu studi ke studi yang lain, dari satu kajian ke kajian yang lain.....

banyak berkata betapa militannya, banyak berkata ndak cape' tho ukh, ato ada yang berkata udahlah ukh disini saja jangan menoleh kemana-mana, sudah dikampus saja...
sebuah sikap militansi yang sempat kutanya dan kucari esendi maknanya dari berbagai forum,

bahkan awal menjadi MABA pun sudah terpatri surat at taubah ayat 111 itu..
entah semangat dari mana itu? entah begitu menggebunya saya walau mungkin ini tak seberapa...sangat bukan apa-apa...

namun kembali merenungi diri apa arti kata militan itu? apa artinya? dulu sempat debat juga tentang ni? apa arti terlalu bersemangat tinggi? apa arti itu semua?

kini ketika kembali ke masyarakat , keadaan tak seperti harapan idealisme kita,
benar harus realistik tapi tetap idealis, idealis yang realistis,...

mencari idealisme yang realistis, memupuk militansi yang berkarakter..
kembali mencari karakter itu, mengembalikan apa yang dicita, apa yang diharap
tentang ekonom rabbani itu yang terpenting, walau diri sering terbaur dalam berbagai identitas ya identitas itu tercipta karena kegiatan kita sehari-hari..

sebuah identitas sangat dibutuhkan, semilitan apapun kita, jangan sampai militan hanya pada situasi tertentu saja, bukan?...

kembali bertanya pada hati?
kamu ni mau jadi apa sih?
ekonom? politikus? penulis? bankir? pekerja? trainer? ato hanya sebagai istri saja?

pertanyaan itu yang tetap saya tanyakan ketika hendak melakukan aktivitas baru..
teringat pesan saudara,
boleh lah ukh kita banyak amanah namun satu hirarki, fokuskan pada tujuan utama...
ya udah kutemukan, semua aktivitas itu pasti bermuara pada tujuan akhir menjadi ekonom rabbani..
kita masih butuh politik dengan ilmu politik kita akan bisa mengetahui strategi-strategi pemerintah, kita masih butuh keterampilan menulis, karakter kedisiplinan,

kembali mengingat 9 karakteristik itu, yang salah satunya karakteristiknya adalah memiliki wawasan global...

biarkan saya mencari ilmu itu namun tetap bermuara untuk tujuan utama, menegakkan dien Allah melalui profesi,...biarkan saya saat ni dimasyarakat pedesaan dulu, ...

tetap bertahan dalam idealisme dan militansi dakwah ini, yang sudah berubah
^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar